Connect with us

Politics

Tangis Bacalon Wakil Walikota Makassar, Rezky Saat Sampaikan Keprihatinan Sampaikan Pelayanan Kesehatan di Manggala

Published

on

Kitasulsel–Makassar Isak tangis kandidat calon Wakil Wali Kota Makassar, Rezki Mulfiati Lutfi pecah saat menyampaikan keprihatinannya terkait persoalan pelayanan kesehatan yang dialami oleh masyarakat Kota Makassar.

Bagaimana tidak, keluh-kesah saat mendengarkan curhatan warga ketika turun menyapa di dua kelurahan yang ada di Kecamatan Manggala, pada Sabtu (17/8/2024), memang sangat memprihatikan.

Saat ngobrol bareng warga, air mata Rezki Mulfiati Lutfi pun tak tertahankan. Ia merasa masalah tersebut memang harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah kota.

Menurut pasangan Andi Seto Asapa di Pilwali Makassar itu, mayoritas warga masih mengeluhkan sulitnya mendapat pelayanan kesehatan di puskesmas maupun rumah sakit.

“Selama berkeliling memang paling banyak warga yang mengeluh masalah pelayanan kesehatan, ini tentu sangat memprihatikan,” ucap Rezki dengan mata berkaca-kaca dihadapan warga.

BACA JUGA  Generasi Milenial Titip Harapan ini ke Fatmawati Rusdi

Karena itu, dirinya bersama Andi Seto Asapa berkomitmen akan menghadirkan pelayanan kesehatan maksimal terhadap masyarakat Kota Makassar kedepan.

“Insya Allah masyarakat tidak perlu lagi disusahkan dengan pengurusan BPJS dan KIS. Cukup saja membawa KTP dan mengaku warga Makassar maka langsung akan diberikan pelayanan dengan nyaman tanpa harus mengurus administrasi lagi,” jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, Rezki juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terima atas dukungan warga Manggala di Pileg kemarin, suaranya bisa meningkat secara signifikan hingga 200 persen.

“Suara saya di Manggala tahun ini naik 200 persen, kalau di Pemilu 2019 saya meraih 4000 suara. Jadi terima atas bantuan dan doa ta semua Alhamdulillah sangat luar biasa karena kami bisa raih 8000 suara di tahun ini,” ujarnya.

BACA JUGA  Prabowo Subianto Kembali Pimpin Gerindra untuk Periode 2025-2030

Atas Raihan tersebut, Rezki yakin dukungan dari warga Manggala tidak akan pernah tergoyahkan. Karena komitmen yang ditunjukkan warga sejak awal berada dibarisan Seto-Rezki.

“Bayangkan jika di Pemilu kemarin saja ada 100 lebih calon legislatif, dan berkat bantuan warga Manggala saya terpilih kembali. Apalagi di Pilwali Makassar ini yang cuma tiga calon, maka Insya Allah saya yakin kemenangan kita akan terulang kembali,” terangnya. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Politics

Workshop Nasional, Taufan Pawe Paparkan Rekomendasi Publik Hadapi Revisi Undang-undang Pemilu

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Sebuah workshop publik nasional bertajuk “Menuju Pemilu yang Adil dan Representatif” sukses diselenggarakan di Ballroom Hotel Unhas, Selasa (29/7/2025).

Acara ini bertujuan untuk menjaring masukan publik bagi revisi regulasi kepemiluan di Indonesia, dihadiri oleh sejumlah akademisi terkemuka dan pemangku kepentingan.

Workshop ini dibuka langsung oleh Wakil Rektor Unhas, Prof. Farida Patittingi, menandakan dukungan penuh dari lingkungan akademik terhadap inisiatif penting ini.

Diskusi mendalam dalam acara ini menghadirkan penanggap dari berbagai latar belakang, termasuk Anggota Komisi II DPR RI Fraksi Partai Golkar, Taufan Pawe, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, dan Perencana Madya Bappenas Republik Indonesia, Maharani.

Sesi pembahasan juga diperkaya oleh paparan dari Dekan FISIP Unhas serta dua narasumber ahli, Prof. Muhammad dan Endang Sari, keduanya dosen politik dari FISIP Unhas.

Dalam paparannya, Anggota Komisi II DPR RI, Taufan Pawe, menyoroti pentingnya kesiapan Komisi II dan pemerintah dalam menghadapi Pilkada Serentak.

Ia menekankan pentingnya meminimalisir potensi permasalahan yang mungkin timbul selama proses penyelenggaraan Pilkada. Ia juga secara lugas menyoroti putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dianggapnya sangat gamblang dalam pelaksanaannya, namun juga mengungkap beberapa kelemahan dalam Pilkada Serentak 2024.

BACA JUGA  Prabowo Subianto Kembali Pimpin Gerindra untuk Periode 2025-2030

“Kami berharap, dengan putusan MK, kita buka semuanya sebelum masuk dalam sistem kepemiluan ke depannya.”

Pawe juga menyoroti kasus-kasus pelanggaran, termasuk penggunaan ijazah palsu, yang menurutnya seharusnya tidak hanya dilihat dari syarat formalnya saja, melainkan juga harus ada verifikasi ijazah materil dan penelusuran yang lebih komprehensif.

“Penyelenggara harus berintegritas dan harus dibuat batasan tersendiri terkait keluasan dokumen. Kami mencoba merumuskan kewenangan penyelenggara untuk menentukan bukti tersebut,” tambahnya.

Kajian Akademik dan Usulan Perbaikan Sistem Pemilu

Diskusi dalam workshop ini tidak hanya berfokus pada evaluasi, tetapi juga pada perumusan solusi konkret. Beberapa poin penting yang mengemuka dari kajian akademik dan masukan publik meliputi:

Pertama, Perluasan Pemilihan: Diperlukan pembahasan mengenai perluasan skala pemilihan, termasuk untuk pemilihan presiden.

BACA JUGA  Seto-Rezki Senam Bareng Warga di GOR Sudiang

Kedua,kolaborasi Lintas Lembaga: Pentingnya duduk bersama antara Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif untuk menyelaraskan arah revisi regulasi.

Ketiga, Kodifikasi UU Pemilu melalui Omnibus Law: Usulan untuk menyatukan berbagai regulasi kepemiluan dalam satu omnibus law yang komprehensif dan partisipatif.

Keempat, Revisi Adil, Demokratis, dan Inklusif: Penekanan pada prinsip keadilan, demokrasi, dan inklusivitas dalam setiap revisi regulasi.

Kelima, Evaluasi Sistem Pemilu dan Uji Coba Sistem Campuran: Mengkaji ulang sistem pemilu yang ada dan mempertimbangkan uji coba sistem campuran untuk mencari model terbaik.

Keenam, Rancangan Kalender Pemilu Nasional dan Daerah yang Realistis: Menyusun jadwal pemilu yang lebih terencana dan realistis, baik untuk tingkat nasional maupun daerah.

Ketujuh, Pembangunan Kapasitas Lembaga Penyelenggara dan Literasi Publik Digital: Meningkatkan kapabilitas KPU dan Bawaslu, serta memperkuat literasi digital masyarakat terkait pemilu.

Kedelapan Masukan Publik dan Akademisi Penting untuk Legitimasi: Menegaskan bahwa partisipasi publik dan sumbangsih pemikiran dari akademisi sangat krusial untuk membangun legitimasi proses dan hasil pemilu.

BACA JUGA  Appi-Aliyah Kompak Sapa Warga di Biringkanaya, Ingatkan ke TPS

Taufan Pawe menyatakan bahwa rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan dari workshop ini sejalan dengan semangat Komisi II DPR RI.

“Kami akan sharing semua yang pada hakikatnya apa yang ada dalam rekomendasi tersebut menurut kami sama dengan apa yang lagi semangat kami di Komisi II,” ujarnya.

Meskipun mengakui adanya pro dan kontra terkait keserentakan pemilu (berdasarkan putusan MK nomor 55 dan 135), Pawe menegaskan bahwa putusan MK bersifat final dan mengikat.

“Tidak ada pilihan lain, kita harus mengikuti apa yang menjadi keputusan MK. Ini simbol kenegaraan kita, MK itu lembaga negara yang punya kewenangan dan kapasitas,” pungkasnya, menegaskan pentingnya efisiensi dalam setiap pelaksanaan pemilu ke depannya.

Workshop ini diharapkan menjadi pijakan penting bagi penyusunan regulasi kepemiluan yang lebih baik, adil, dan representatif di masa mendatang, dengan mengedepankan integritas penyelenggara dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat.(*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel