Politics
Program Nyaman Pendidikan Paripurna Seto-Rezki Disambut Antusias Warga di Dua Kelurahan di Makassar

Kitasulsel–Makassar Warga Kecamatan Ujung Pandang terpukau dengan penjelasan dan transparansi salah satu program unggulan pasangan Andi Seto Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi.
Hal ini tercermin saat Kandidat calon Wakil Wali Kota Makassar, Rezki Mulfiati Lutfi menyapa dan ngobrol bareng warga di Kelurahan Pisang Utara dan Kelurahan Baru, Jumat (6/9/2024).

Pertama, Kiki-sapaan akrab pendamping Andi Seto Asapa ini secara gamblang membeberkan program nyaman pendidikan paripurna. Dengan menggratiskan seragam hingga perlengkapan sekolah.
“Mulai SD maupun SMP, Insyaallah semua kita gratiskan dari seragam hingga perlengkapannya,” beber Rezki dihadapan warga Pisang Utara dari berbagai kalangan yang hadir.

Warga yang mendesak di bawah tenda berkapasitas 1000-an orang tidak henti-hentinya bersorak kala Legislator Nasdem Sulsel ini menyampaikan programnya yang memang menjadi kebutuhan dasar masyarakat.
Nyaman pendidikan paripurna, kata Rezki, bukan sekadar program atau janji-janji semata. Melainkan, program tersebut sudah dibuktikan oleh Andi Seto Asapa sebagai Bupati Sinjai periode 2018-2023.
“Kita tidak mau menghadirkan program begitu saja, Pak Andi Seto pernah merealisasikan ini waktu beliau menjabat Bupati Sinjai,” ungkap Rezki.
Menanggapi hal itu, salah satu tokoh masyarakat Pisang Utara, Ardi Basir mengaku terpukau dengan program “Sehati” akronim pasangan Seto-Rezki.
Menurutnya, apa yang disampaikan Rezki benar-benar adalah keresahan rakyat selama ini. “Programnya sangat bagus, sayang kalau kita semua disini tidak mendukung beliau,” cetusnya.
Dijelaskan Ardi Basir, mahalnya biaya seragam dan perlengkapan sekolah sangat membebani para orang tua siswa di Kota Makassar, apalagi bagi yang berpenghasilan rendah.
Namun, dia meyakini program nyaman pendidikan paripurna yang diusung oleh pasangan kental dengan muda, energik dan berpengalaman ini akan menjadi solusi permasalahan masyarakat.
“Apalagi tadi yang disampaikan nak Rezki. Tidak berani menjanjikan kalau tidak bisa dilakukan. Saya tau juga orang tua dari Andi Seto, betul-betul memikirkan nasib masyarakat,” pungkasnya. (*)
Politics
Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.
Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.
Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.
Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
Politics12 bulan ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
1 tahun ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
2 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
3 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
1 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
3 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login