Connect with us

Pemkot Makassar

Danny Pomanto Sempatkan Diri Ziarah ke Makam Datu Suppa dan Mantan Wakil Wali Kota Parepare Faisal Sapada

Published

on

Kitasulsel–Makassar Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menyempatkan diri untuk berziarah ke makam Hj. Andi Soji Datu Kanjenne Datu Suppa XXVIII yang juga merupakan istri dari Andi Abdullah Bau Massepe Datu Suppa XXVII.

Selain itu Danny Pomanto juga menziarahi makam Wakil Wali kota Parepare periode 2013-2018 H Achmad Faisal Andi Sapada.

Kunjungan itu dilakukan dalam lawatannya ke Parepare saat menghadiri undangan saksi nikah di Gedung Islamic Center, Jl Agus Salim.

Olehnya, sembari menghadiri undangan, Danny ingin secara langsung mendoakan para pejuang bangsa itu. Apalagi almarhum Faisal Sapada belum lama ini meninggal dunia.

Di sana, wali kota Makassar dua periode itu disambut hangat masyarakat setempat. Dengan mengenakan baju putih dan celana kain hitam, ia menyapa warga dan bergegas menuju pemakaman.

BACA JUGA  Wakil Wali Kota Makassar Pimpin Apel Pagi, Tekankan Optimalisasi Program 100 Hari

Di depan pusara makam, Danny mendoakan mendiang para tokoh bangsa agar selalu diberikan rahmat dan mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.

Ia berharap jiwa kepahlawanan, patriotisme, dan semangat yang ada pada diri tokoh Sulsel itu menjadi penyemangat bagi generasi muda.

“Beliau-beliau merupakan contoh dan teladan bagi generasi muda Sulsel,” harapnya, Kamis, 19 September 2024.

Sebagaimana diketahui, ayah Hj. Andi Soji Datu Kanjenne Datu Suppa XXVIII ialah Andi Mappangile Karaeng Tinggi Mae, Putra dari Andi Parenrengi Daeng Pabeso Karaeng Tinggi Mae Datu Suppa XXIV dan Arung Lalolo Sidenreng, ibunya adalah Petta Muntu Putri dari La Saddapotto Addatuang Sidenreng XII.

Sementara ibunya adalah Andi Pannanreng Datu Madello Putri dari La Tengko Arung Belawa Alai (Gelar Petta Manciji’e ri Wajo).

BACA JUGA  Firman Pagarra Raih Gelar Doktor, Danny Pomanto Sebut Kepala Bapenda Figur Utama Dorong PAD Makassar

Hj. Andi Soji dinikahi oleh Andi Abdullah Bau Massepe pada tahun 1933.

Sedangkan sosok almarhum Dr. Ir. H. Achmad Faisal Andi Sapada adalah mantan birokrat dan politisi.

Menjadi Wakil Wali kota Parepare periode 2013-2018 berpasangan Wali Kota Taufan Pawe.

Almarhum Faisal Andi Sapada juga merupakan sahabat Danny Pomanto. Keduanya terlibat aktif membesarkan olahraga Soft Ball di Sulsel.

Faisal Andi Sapada dikukuhkan menjadi Addatuang Sidenreng pada Februari 2020 hingga akhir hayatnya pada Juni 2024

Ia menghembuskan nafas terakhirnya di RSUP dr Wahidin Sudirohusodo, Kota Makassar, berpulang ke rahmatullah, Rabu (5/6/2024).

Merunut garis keturunan Andi Faisal Sapada berasal dari garis keturunan Addatuang Lasadapotto, Addatuang Sidenreng ke-22. Lasadapotto menikah dengan Igawe melahirkan Imuntu yang kemudian menikah dengan Karaeng Tinggi Mae (Parenrengi).

BACA JUGA  Munafri Arifuddin Tegaskan Komitmen Sinergi dengan Pemprov Sulsel di Bawah Kepemimpinan Andi Sudirman-Fatmawati

Dari pernikahan Imuntu dan Karaeng Tinggi Mae, lahir Lamappangile yang selanjutnya menikah dengan P. Jonga.

Perkawinan mereka melahirkan Andi Sapada yang kemudian menikah dengan Andi Nurhani Makkasau (Putri Datu Suppa) yang merupakan orang tua dari Andi Achmad Faisal Sapada. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Pemkot Makassar

Munafri Hadiri Festival Hutan Toraja: Persaudaraan Kita Lebih Kuat dari Perbedaan

Published

on

Kitasulsel–TORAJAUTARA Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menghadiri langsung perayaan Festival Hutan Toraja yang digelar di Hutan Tandung Nanggala, Toraja Utara, Sabtu (14/6/2025).

Kegiatan ini menjadi bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Gereja Toraja, dengan tema “Merawat Bumi Rumah Bersama.”

Dalam testimoni sambutannya, Wali Kota Munafri mengucapkan selamat ulang tahun kepada seluruh jemaat Gereja Toraja. Ia menegaskan bahwa Gereja Toraja memiliki peran penting dalam kehidupan sosial keagamaan di Kota Makassar.

“Saya Munafri Arifuddin (Wali Kota Makassar), mengucapkan selamat ulang tahun yang ke-78 Gereja Toraja. Dan selamat melaksanakan festival hutan Toraja,” ucap Munafri di lokasi kegiatan, Toraja Utara.

Tak sekadar seremoni keagamaan, momen ini menjadi ruang perjumpaan lintas iman, lintas daerah, dan lintas latar belakang.

Hadir langsung dalam perayaan tersebut, Munafri juga menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya menjaga toleransi dan harmoni dalam keberagaman.

“Di Kota Makassar, gereja yang paling banyak adalah Gereja Toraja, dengan jumlah jemaat yang besar. Ini merupakan aset dan modal dasar bagi pemerintah kota untuk membangun Makassar secara bersama-sama,” ujar Munafri.

BACA JUGA  Munafri Arifuddin Tegaskan Komitmen Sinergi dengan Pemprov Sulsel di Bawah Kepemimpinan Andi Sudirman-Fatmawati

Lebih lanjut, Munafri menekankan bahwa Kota Makassar menjunjung tinggi nilai toleransi dan keberagaman.

Ia menyampaikan bahwa perbedaan ideologi, agama, dan latar belakang bukanlah penghalang untuk membangun persaudaraan dan kemanusiaan.

“Yang membedakan kita hanya ideologi, tapi persaudaraan dan kemanusiaan harus kita tempatkan di atas segala-galanya. Makassar adalah rumah kita semua,” tambahnya.

Perayaan ini menjadi momentum penguatan nilai-nilai persaudaraan lintas daerah dan agama, serta penegasan komitmen bersama dalam menjaga bumi dan keberagaman sebagai kekuatan bangsa.

Appi juga mengajak seluruh warga Makassar, khususnya jemaat Gereja Toraja, untuk terus menjaga kerukunan dan keharmonisan di tengah perbedaan.

“Kami tidak pernah membedakan asal-usul, agama, atau warna kulit. Semua harus bersatu dalam harmoni keberagaman. Mari bersama-sama membangun Makassar yang kita cintai ini,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota juga mengenang momen kebersamaan sebelum ia menjabat sebagai Wali Kota, termasuk kedekatannya dengan pimpinan Sinode dan jemaat Gereja Toraja.

BACA JUGA  Peringati Nuzulul Quran, Pemkot Makassar Santuni 2.600 Anak Yatim

“Sebelum saya jadi Wali Kota, ulang tahun saya bahkan dirayakan di Sinode. Saya merasa sudah jadi bagian dari keluarga besar Gereja Toraja,” kenang Appi.

Festival Hutan Toraja ini turut dihadiri oleh Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Antoni. Dalam sambutannya, Menteri Raja Juli menekankan pentingnya pelibatan tokoh agama dalam upaya pelestarian lingkungan dan pengelolaan hutan berkelanjutan.

“Menjaga alam adalah bagian dari ajaran keagamaan. Saya berharap para tokoh agama dapat mengajarkan kepada umatnya tentang pentingnya menjaga hutan dan alam,” ujarnya.

Menurutnya, pelestarian lingkungan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan panggilan moral dan spiritual bagi seluruh masyarakat.

“Saya diberikan amanah oleh pak Presiden Prabowo untuk menjaga hutan melalui kebijakan dan kewenangan yang ada. Tapi secara kultural, peran tokoh agama sangat besar dalam mendorong kesadaran manusia menjaga alam,” tambah Raja Juli.

Ia juga menggarisbawahi potensi besar wilayah hutan di Toraja Utara untuk dikelola sebagai kawasan ekowisata berbasis kearifan lokal. Dengan pengelolaan yang baik, kawasan ini diyakini dapat menjadi contoh harmonisasi antara pelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat.

BACA JUGA  Wakil Wali Kota Makassar Pimpin Apel Pagi, Tekankan Optimalisasi Program 100 Hari

“Wilayah ini sangat potensial menjadi ekowisata hutan. Kalau dikelola dengan baik, akan memberi manfaat ekologis sekaligus ekonomi bagi masyarakat,” tuturnya.

Festival Hutan Toraja yang menjadi bagian dari perayaan HUT ke-78 Gereja Toraja ini, sekaligus menjadi momentum penguatan peran agama dan budaya dalam menjaga bumi sebagai rumah bersama.

Setelah rangkaian sambutan dan perayaan, kegiatan dilanjutkan dengan aksi simbolis penanaman pohon di kawasan Hutan Tandung Nanggala.

Penanaman ini menjadi bentuk nyata komitmen bersama dalam menjaga kelestarian alam, sekaligus upaya menghadirkan solusi ekologis bagi wilayah sekitar.

Aksi tanam pohon tersebut diharapkan menjadi awal dari gerakan yang lebih luas untuk memperkuat fungsi hutan sebagai penopang kehidupan, penyimpan air, dan penahan banjir.

Kegiatan ini menegaskan bahwa sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan tokoh agama sangat dibutuhkan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan untuk generasi mendatang. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel