Politics
Blusukan di Pasar Maricaya, Rezki Dekatkan Program SEHATI ke Pedagang

Kitasulsel–Makassar Calon Wakil Wali Kota Makassar nomor urut 2, Rezki Mulfiati Lutfi semakin intens dalam menjangkau lapisan masyarakat dalam agenda kampanyenya.
Kali ini, pasangan Andi Seto Asapa itu melakukan blusukan di Pasar Maricaya dan menyusuri pemukiman warga jalan harimau dan sekitarnya, Sabtu (12/10/2024).

Hal itu dilakukan Rezki menunjukkan komitmennya dalam mendengarkan langsung aspirasi pedagang dan warga yang ada di salah satu Pasar tradisonal.
Selain itu, Rezki juga ingin memastikan setiap program-program unggulannya bersama Andi Seto Asapa dapat menjawab kebutuhan masyarakat di tingkat akar rumput.

“Adami Seto, Adami Rezki, nomor dua dua,” teriak para pedagang kala Rezki menyusuri setiap bilangan pasar.
Di Pasar Maricaya, Rezki yang akrab dengan sapaan hangat pedagang dan pengunjung, menyampaikan pentingnya peran pasar tradisional dalam perekonomian kota.
“Kami ingin agar pasar ini menjadi lebih nyaman dan bersih, serta mampu menjadi pusat perekonomian yang lebih maju tanpa meninggalkan kearifan lokal,” ujar Rezki.
Setelah berkeliling pasar, Rezki melanjutkan perjalanannya menyusuri pemukiman warga di sekitar kawasan Maricaya.
Di sana, ia mendengarkan langsung keluhan dan harapan warga, terutama terkait perbaikan fasilitas umum, sanitasi, serta akses layanan kesehatan dan pendidikan dari masyarakat.
Rezki menjelaskan bahwa pasangan SEHATI memiliki program-program prioritas yang siap dijalankan, seperti Nyaman Pendidikan dan kesehatan paripurna.
“Kami juga ingin memastikan para pelaku UMKM dan pedagang di pasar bisa terakomodir dengan baik dan mendapat pelayanan yang baik dari pemerintah, dan itu yang akan kami perjuangkan,” tegas Rezki.
Blusukan ini menjadi bagian dari strategi kampanye pasangan Seto-Rezki untuk menyapa langsung masyarakat dan memastikan visi mereka tersampaikan dengan baik. (*)
Politics
Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.
Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.
Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.
Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
Politics12 bulan ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
1 tahun ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
2 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
3 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
1 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
3 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login