Connect with us

Kementrian Agama RI

Bawakan Bimbingan Manasik Haji Tingkat Kabupaten Kampar,Dr Bunyamin M Yapid:Jaga Nama Daerah Dan Negara

Published

on

Kitasulsel—Kampar – Stafsus/Tenaga Ahli Menteri Agama RI, Dr. H. Bunyamin M. Yapid, memberikan bimbingan manasik haji tingkat Kabupaten Kampar dalam sebuah acara yang berlangsung khidmat dan penuh antusiasme. Kegiatan ini mengangkat tema “Dengan Manasik Haji Kita Ciptakan Jamaah Haji yang Mandiri Menuju Haji yang Mabrur.”

Acara ini turut dihadiri oleh jajaran pimpinan Kanwil Kemenag Provinsi Riau, Kepala Kemenag Kampar, unsur Forkopimda Kabupaten Kampar, serta ratusan calon jemaah haji dari seluruh wilayah Kampar.

Dalam sambutannya, Dr. Bunyamin menekankan pentingnya sinergi antara petugas haji dan jemaah untuk menciptakan pelaksanaan ibadah haji yang tertib, nyaman, dan penuh makna.

“Sinergi antara jemaah dan petugas haji menjadi hal penting dalam kesuksesan pelaksanaan haji. Semua pihak harus bersinergi dengan baik demi menjaga nama baik daerah dan negara,” ujarnya.

BACA JUGA  Bengkel Rohani, Menag Minta Anak Jangan Dilarang Ketika di Masjid

Ia juga menegaskan bahwa ibadah haji tidak hanya soal memenuhi syarat dan rukun, melainkan juga mencakup aspek ibadah sosial yang turut memengaruhi nilai ibadah secara keseluruhan.

“Hal ini penting untuk kita tekankan karena juga merupakan aspek yang bisa mempengaruhi nilai ibadah kita,” tambahnya.

Melalui kegiatan ini, diharapkan para calon jemaah haji Kabupaten Kampar semakin siap secara mental, spiritual, dan sosial untuk menunaikan ibadah haji dengan mandiri dan meraih predikat haji yang mabrur.
Diketahui tahun ini, jumlah calon jemaah haji asal Kabupaten Kampar mencapai kurang lebih 598 orang, dengan 42 orang sebagai jemaah cadangan.

Keberangkatan para jemaah dijadwalkan akan dimulai pada tanggal 2 Mei 2025, yang akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan jadwal kloter dari Kementerian Agama Republik Indonesia.

BACA JUGA  Menag Harap Mudzakarah Haji Hasilkan Kebijakan yang Memudahkan Umat
Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Dari Golden Age ke Era Digital, Menag Ajak PTKIS Aktif Bangun Peradaban Islam

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) untuk aktif mengambil peran strategis dalam membangun peradaban Islam di era digital. Hal ini disampaikannya saat membuka Seminar Internasional bertajuk “Transformasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta sebagai Pusat Kajian dan Peradaban Islam Nusantara”.

“Seminar ini membahas hal yang sangat strategis. Saya berharap tema ini bisa diturunkan menjadi langkah-langkah implementatif di masing-masing kampus,” ujar Menag di Universitas PTIQ Jakarta, Kamis (31/7/2025).

Menurut Menag, perguruan tinggi yang mampu menguasai dan menggunakan teknologi secara proaktif akan menjadi pelopor kemajuan. Oleh karena itu, PTKIS harus siap bertransformasi dan tidak tertinggal dalam perkembangan teknologi.

BACA JUGA  Bengkel Rohani, Menag Minta Anak Jangan Dilarang Ketika di Masjid

Dalam paparannya, Menag juga mengulas dinamika sejarah peradaban Islam. Ia menyebut bahwa dunia Islam pernah berada di puncak kejayaan pada abad ke-6 hingga ke-12 Masehi, yang dikenal sebagai the golden age. Masa ini ditandai dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW dan berkembangnya sintesis antara ilmu pengetahuan dan agama.

“Wahyu pertama yang turun adalah Iqra’, bacalah. Ini menjadi simbol lahirnya peradaban baru, di mana sains dan agama bersatu. Pada masa itu, ilmuwan Muslim seperti Al-Farabi, Al-Kindi, Ibnu Sina, hingga Ibnu Rusyd tidak hanya ahli di bidang agama, tapi juga di sains dan filsafat,” jelasnya.

Menag menambahkan, semangat keilmuan dan keterbukaan inilah yang membawa Islam pada puncak kejayaan. Sayangnya, fase tersebut mulai meredup sejak penaklukan Baghdad oleh Mongol pada abad ke-13.

BACA JUGA  Muhasabah, Refleksi dan Pesan Menag di Ulang Tahun ke-66

“Setelah itu, peradaban Islam cenderung mengalami stagnasi. Turki Usmani yang menjadi pusat peradaban Islam kala itu, lebih fokus pada militer dan politik. Kajian keilmuan menjadi parsial dan terlalu didominasi fikih. Sains nyaris tidak berkembang,” terangnya.

Menag menilai, warisan pasca-Mongol itu masih memengaruhi umat Islam saat ini. “Tantangan kita sekarang adalah bagaimana mengaktualisasikan kembali semangat Nabi Muhammad SAW dalam membangun peradaban. Islam yang menggabungkan spiritualitas dan rasionalitas, iman dan ilmu pengetahuan,” tegasnya.

Ia mengajak PTKIS untuk menjadi pelopor gerakan kebangkitan peradaban Islam di era modern. “Dari golden age ke era digital, kita harus siap membangun kembali sintesis besar antara sains dan agama. Inilah esensi Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” pungkasnya.

BACA JUGA  Pesan Menag pada Peserta Nikah Masal di Istiqlal

Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (APTIKIS) Indonesia, Maslim Halimin menyebut, seminar ini juga akan diisi oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Pratikno, Rektor Universitas Kebangsaan Malaysia, Ekhwan Toriman, Rektor Universitas Islam Fatoni Thailand, Ismail Lutfi Japakiya, dan Rektor UNU Cirebon, Said Aqil Siroj. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel