Connect with us

Provinsi Sulawesi Selatan

Fatmawati Wanti-wanti Harga Naik pada H-3 Idul Adha: Harus Ada Intervensi

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Harga bahan pangan relatif stabil sepekan menjelang Lebaran Idul Adha. Hanya saja kondisi ini harus diantisipasi pada H-3 yang biasanya terjadi labilitas.

“Saat ini masih relatif normal. Harga harga naik tapi tak signifikan. Kita harap terjaga sampai Lebaran nanti,” ujar Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Fatmawati Rusdi usai bertemu Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), kemarin.

Fatmawati menekankan bahwa inflasi Sulsel per April 2025 tercatat 1,91 (month-to-month) dan 2,28% (year-on-year). Angka ini juga masih normal.

Hanya saja perlu ada langkah antisipasi pada H-3 Idul Adha. Di mana kata Fatma, kebutuhan pangan masyarakat akan cenderung meningkat.

“Sehingga bisa saja ada kebaikan harga. Ini masih dalam rentang target nasional, namun trennya terus meningkat dan harus diwaspadai. Saya minta intervensi dilakukan lebih awal dan tepat sasaran,” ujar Fatmawati.

Ia menyebutkan bahwa komoditas seperti beras, cabai rawit, cabai merah, dan ikan bandeng menjadi penyumbang utama inflasi. Untuk itu, Pemprov meminta daerah memantau kondisi pasokan di sentra produksi dan segera melaporkan jika terdapat gangguan distribusi.

BACA JUGA  Peringati Hari Santri, Jufri Rahman: Momentum Memperkuat Komitmen Merengkuh Masa Depan

Fatmawati juga menekankan pentingnya Gerakan Pangan Murah (GPM) dan optimalisasi pemanfaatan data dari Sigap Sultan, sebuah aplikasi neraca pangan berbasis digital yang dikembangkan oleh Pemprov Sulsel untuk memetakan ketersediaan dan kekurangan stok antarwilayah.

Dalam konteks digitalisasi, Fatmawati menyebut bahwa digitalisasi bukan sekadar alat, melainkan strategi kunci untuk meningkatkan transparansi, efisiensi, dan partisipasi dalam tata kelola keuangan daerah.

“Digitalisasi bukan hanya alat, tapi kunci peningkatan tata kelola pemerintahan yang akuntabel dan partisipatif,” ujarnya.

Ia mendorong daerah yang skor Indeks Eletronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (IETPD) masih rendah agar mempercepat digitalisasi, khususnya pembayaran Person to Government.

Melalui Roadmap Pengendalian Inflasi Sulsel 2025–2027, Pemprov mengintegrasikan empat pendekatan utama.

Sebagai panduan strategis, Pemerintah Provinsi Sulsel telah menyusun Roadmap Pengendalian Inflasi Sulawesi Selatan 2025–2027 yang dirancang untuk memperkuat daya tahan ekonomi daerah. Roadmap ini mengedepankan empat pendekatan utama yang saling terintegrasi.

BACA JUGA  Satgas PASTI Ingatkan Warga tak Terjebak Pinjol Ilegal

Pilar pertama adalah keterjangkauan harga, yang dilakukan melalui penguatan pasar penyeimbang, pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM), serta digitalisasi sistem pembayaran untuk memperluas akses masyarakat terhadap kebutuhan pokok dengan harga wajar.

Pilar kedua adalah ketersediaan pasokan, yang menitikberatkan pada penguatan produksi pangan lokal, pelaksanaan program mandiri benih, serta revitalisasi fasilitas penyimpanan seperti cold storage agar ketersediaan barang tetap terjaga, terutama pada momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

Kemudian, kelancaran distribusi juga menjadi perhatian penting melalui upaya perbaikan infrastruktur logistik, fasilitasi distribusi antarwilayah, serta penguatan kerja sama antar daerah untuk menekan biaya dan risiko distribusi barang.

Adapun pilar keempat adalah komunikasi efektif, yang mencakup integrasi data harga dan pasokan, edukasi publik yang berkelanjutan, serta penguatan koordinasi antar Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

BACA JUGA  Disdik Sulsel Gelar Bimtek Smart Controlling, Sekdisdik A Ibrahim: Terobosan Cerdas di Era Digitalisasi

Keempat pilar ini membentuk strategi terpadu Pemprov Sulsel dalam menjaga stabilitas harga, memperkuat ketahanan pangan, dan meningkatkan daya beli masyarakat secara berkelanjutan.

Melalui peta jalan ini, seluruh elemen diharapkan bekerja dalam satu irama untuk menghadirkan solusi berbasis data dan kondisi lapangan.

Upaya konkret seperti penyediaan benih hortikultura, penguatan neraca pangan daerah berbasis aplikasi Sigap Sultan, serta kerja sama antar daerah menjadi bagian dari eksekusi strategis yang telah dirancang secara bertahap dan terukur.

Wagub berharap seluruh elemen bergerak cepat dan bersinergi untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat.

Di akhir arahannya, Fatmawati mengajak seluruh pihak memperkuat komitmen bersama dalam menghadapi tekanan ekonomi global.

“Jangan biarkan inflasi menjadi hantu di tengah masyarakat. Kita harus hadir lebih awal dengan data yang kuat dan aksi yang nyata,” sebutnya. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Provinsi Sulawesi Selatan

Pemprov Sulsel Kurban 26 Ekor Sapi Iduladha, Prioritaskan Warga Kurang Mampu

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyiapkan sebanyak 26 ekor sapi untuk hewan kurban dalam perayaan Iduladha 1446 Hijriah. Hewan kurban ini akan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan di berbagai wilayah Sulawesi Selatan.

Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Jufri Rahman, menyampaikan bahwa dari total 26 ekor sapi kurban tersebut, enam ekor diserahkan di Pemprov Sulsel, sedangkan 20 ekor lainnya disalurkan secara swakelola oleh masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ke daerah-daerah.

“Untuk Iduladha 1446 Hijriah, Pemprov Sulsel akan melakukan kurban sebanyak 26 ekor sapi. Enam ekor sapi diserahkan di Pemprov Sulsel, 20 ekor itu swakelola (di OPD masing-masing,” ujar Jufri usai rapat persiapan pelaksanaan kurban di Makassar, Selasa, 3 Juni 2025.

BACA JUGA  Kebutuhan Industri Besar, Pj Gubernur Prof Zudan Ajak Lintas Stakeholder Kembangkan Potensi Garam di Sulsel

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa seluruh hewan kurban tersebut diprioritaskan bagi warga kurang mampu di berbagai wilayah. Hal ini sesuai dengan pesan dari Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman.

“Pesan Bapak Gubernur itu disalurkan ke daerah-daerah, masyarakat yang kurang mampu,” katanya.

Selain itu, Sekda Sulsel juga menghimbau agar masyarakat tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai. Hal itu berdasarkan surat edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2025.

“Disampaikan saja kepada seluruh masyarakat bahwa dalam rangka menjaga kesejahteraan lingkungan, agar tidak menimbulkan pencemaran akibat limbah plastik yang susah terurai,” sebutnya.

“Maka disarankan yang melakukan pemotongan hewan kurban supaya membagikan daging tersebut dengan menggunakan daun, seperti daun pisang, daun jati, atau menggunakan anyaman daun pandan seperti yang biasa digunakan untuk bakul kecil,” jelasnya.

BACA JUGA  Dikawal Satgas Percepatan Investasi Daerah, Pj Gubernur Prof Fadjry Djufry Harap Sulsel Jadi Contoh Nasional

Salah satu opsi pilihan pengganti kantong plastik, dengan wadah bakul anyaman, lanjut Jufri Rahman, bahwa akan memicu tumbuhnya sektor industri rumah tangga. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel