Connect with us

Kementrian Agama RI

Menag Jenguk Korban Kebakaran Gedung DPRD Makassar

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Menteri Agama Nasaruddin Umar menjenguk korban kebakaran Gedung DPRD Kota Makassar yang terjadi imbas aksi unjuk rasa.

“Ini adalah ujian. Apabila Tuhan memberikan ujian, maka akan ada kenaikan kelas bagi yang lolos ujian itu. Karena itu, saya mengajak semuanya untuk bersabar. Ini cobaan bagi negeri dan keluarga korban,” kata Menteri Agama Nasaruddin Umar saat menjenguk korban di Makassar, Minggu (31/8/2025).

Menag menjenguk tiga pasien yang masih dirawat di RS Grestelina, yakni Herianto (28), warga Lembang Utara; Arief Rahman Hakim (28), warga Jalan Kenangan 2; dan Sahabuddin (47), warga BTN Mangga Tiga. Kepada ketiganya, Menag menyerahkan sejumlah bantuan sosial dan memberikan semangat kepada keluarga.

BACA JUGA  Hakordia 2024, Menag Tegaskan Komitmen Bersih dari Praktik Korupsi

Dalam kesempatan itu, Menag menegaskan bahwa kedatangannya merupakan panggilan pribadi sekaligus amanat dari Presiden Prabowo Subianto. “Saya datang ke sini atas keinginan pribadi, dan sekaligus diutus oleh Presiden Prabowo yang menyampaikan duka cita serta belasungkawa kepada seluruh korban dan keluarga,” ungkap Menag.

Selain tiga korban tersebut, ada dua pasien lain yang sempat mendapatkan perawatan di RS Grestelina, yaitu Agus (30), warga Sanro Bone, Takalar, serta Fasruddin (50), warga Jalan Gajah. Keduanya sudah diperbolehkan pulang.

Menag berharap musibah serupa tidak lagi terulang. “Saya berharap ini yang terakhir kalinya terjadi,” ujarnya.

Kedatangan Menteri Agama disambut keluarga pasien. Sejumlah korban tampak menangis terisak, sementara ada pula yang menceritakan kronologi kejadian kebakaran saat menerima kunjungan Menag.

BACA JUGA  Pengurus Masjid Istiqlal 2024-2028 Dilantik, Menag Tekankan Tanggung Jawab dan Kehati-hatian

Selain menjenguk korban di rumah sakit, Menag juga melakukan takziah ke rumah duka almarhum Muh. Akbar Basri alias Abay, staf DPRD Makassar yang wafat dalam peristiwa ini. Berdasarkan data, total terdapat tiga korban meninggal dunia, yaitu Syahrina Wati (25), staf DPRD Makassar; Muh. Akbar Basri alias Abay (27), staf DPRD Makassar; dan Saiful Akbar (43), Kasi Kesra Kecamatan Ujung Tanah.

Sementara korban luka tercatat sepuluh orang, termasuk Budi Haryadi (30), Satpol PP, dalam kondisi kritis di RS Primaya; Rusdamdiyansyah (25), dengan pendarahan di kepala di RS Ibnu Sina; Melki Yosua, anggota TNI dengan luka jahitan di kepala; serta lima pasien yang ditangani di RS Grestelina.

BACA JUGA  Menag Imbau Masjid di Jalur Mudik Sediakan Fasilitas Istirahat
Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Dari Pesamuhan Agung, Menag Ajak Umat Rawat Alam dengan Cinta

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama, Nasaruddin Umar menekankan pentingnya membangun kesadaran ekoteologi, yaitu pandangan yang menempatkan alam sebagai bagian dari spiritualitas manusia.

Hal ini disampaikan dalam sambutannya dalam Pesamuhan Agung Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI).​​​​​​

Menag menjelaskan, konsep ekoteologi yang kini dikembangkan Kementerian Agama sejalan dengan filosofi Tri Hita Karana dalam ajaran Hindu yang menekankan tiga harmoni: Pawongan (hubungan antarmanusia), Palemahan (hubungan manusia dengan alam), dan Parahyangan (hubungan manusia dengan Tuhan).

“Segitiga ini harus dijaga utuh. Ketika salah satu sisi rusak, entah manusia, alam, atau spiritualitas, maka keseimbangan dunia akan runtuh,” ujarnya di The Sultan Hotel Jakarta, Jumat (17/10/2025).

BACA JUGA  Kemenag Beri Pelindungan Jamsostek 165.768 Guru Madrasah Non ASN melalui BPJS

Menghidupkan Kembali Alam yang Sakral

Lebih lanjut, Menag menekankan bahwa hilangnya kesadaran akan kesakralan alam menjadi akar krisis spiritual dan sosial umat manusia.

“Dunia modern mengalami desakralisasi alam semesta. Tidak ada lagi tempat yang dianggap suci, padahal tempat-tempat sakral itu adalah pusat energi spiritual yang mampu menundukkan ego manusia,” katanya.

Ia menyebut pemikiran Karen Armstrong dalam bukunya The Sacred Nature, yang menyoroti bahwa pemulihan spiritual umat manusia harus dimulai dengan menghormati kembali bumi sebagai ciptaan Tuhan.

“Kerusakan alam berkontribusi langsung pada kerusakan kemanusiaan. Dunia modern terlalu memandang alam semesta sebagai objek, bukan sebagai bagian dari diri kita sendiri” jelasnya.

Cinta sebagai Inti Ekoteologi

BACA JUGA  Hakordia 2024, Menag Tegaskan Komitmen Bersih dari Praktik Korupsi

Menag juga menekankan bahwa ekoteologi bukan hanya soal menjaga lingkungan, tetapi juga memperdalam moderasi beragama yang berakar pada spiritualitas dan inti dari seluruh ajaran agama ini adalah cinta.

“Kalau manusia sudah sadar bahwa alam ini adalah bagian dari dirinya, maka tidak perlu lagi terlalu sering kita bicara tentang moderasi, toleransi, atau deradikalisasi. Karena substansinya sudah hidup di dalam kesadaran spiritual dan cinta kasih manusia,” tuturnya.

Ia pun menutup sambutannya dengan ajakan untuk memperbanyak ruang-ruang kontemplasi dan spiritualitas dalam kehidupan masyarakat.

“Semakin dekat manusia kepada Tuhannya, semakin damai kehidupan manusia. Dan semakin jauh manusia dari Tuhannya, semakin berat beban hidupnya,” pungkas Menag.

BACA JUGA  Menag Nasaruddin Tegaskan Komitmen Antikorupsi, Seluruh Pejabat Kemenag Wajib Beri Teladan

Pesamuhan Agung merupakan agenda nasional lima tahunan PHDI sebagai momentum reflektif untuk memperkuat sinergi antara nilai-nilai dharma dan semangat kebangsaan.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Wakil Menteri Pariwisata, Wakil BKKBN, Pemprov DKI Jakarta, Pimpinan PHDI, Dirjen Bimas Hindu dan Ketua Majelis semua Agama.(*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel