Connect with us

Kementrian Agama RI

Menag RI Tekankan Sinergi Ilmu dan Iman di Tablig Akbar Unhas

Published

on

Kitasulsel—Makassar – Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar Tablig Akbar dan doa bersama sebagai rangkaian Dies Natalis ke-69. Kegiatan yang berlangsung di GOR JK Arenatorium, Kampus Tamalanrea, Makassar, pada Sabtu (13/9), menghadirkan Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A.

Acara dimulai pukul 14.00 Wita dan dibuka secara resmi oleh Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. Dalam sambutannya, Prof. Jamaluddin Jompa—akrab disapa Prof. JJ—menyampaikan apresiasi atas kehadiran Menteri Agama di tengah sivitas akademika Unhas. Menurutnya, kehadiran ini menunjukkan sinergi antara perguruan tinggi dan pemerintah dalam membangun generasi bangsa yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga berakhlak mulia.

BACA JUGA  Tunjangan Guru PAI Non‑ASN Naik Rp500 Ribu, Pencairan Dirapel Sejak Januari 2025

“Unhas memandang penting penyatuan ayat kauniah dan kauliyah. Pendidikan tinggi tidak hanya mendorong pengembangan akademik, tetapi juga melahirkan insan cendekia dengan kecerdasan spiritual yang seimbang,” ujar Prof. JJ.

Ia menambahkan, berbagai program telah ditempuh Unhas untuk memperkuat pendidikan berbasis spiritual, seperti gerakan Unhas Mengkaji dan pembukaan jalur tahfiz 30 juz. Program tersebut, katanya, menjadi sarana bagi mahasiswa untuk memperdalam Al-Qur’an sekaligus menanamkan nilai Islam dalam kehidupan akademik sehari-hari.

Dalam kesempatan itu, Prof. JJ juga mengungkapkan bahwa Unhas sedang menjajaki kerja sama dengan Universitas Al-Azhar, Kairo. Kolaborasi tersebut diarahkan untuk memperkuat pembelajaran bahasa Arab dan mendukung lahirnya generasi unggul berlandaskan iman.

BACA JUGA  Kado HUT RI ke-80, Pemerintah Luncurkan Bantuan Afirmasi bagi Guru Non-ASN dan Pendidik Nonformal

Usai pembukaan, acara dilanjutkan dengan tausiah oleh Menteri Agama, Prof. Nasaruddin Umar. Dalam ceramahnya, ia menekankan pentingnya sinergi antara ilmu pengetahuan dan iman dalam membangun peradaban.

“Pendidikan Islam sejati harus menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas intelektual, tetapi juga cerdas spiritual,” tegasnya.

Prof. Nasaruddin mencontohkan sejarah kejayaan Islam yang melahirkan Baitul Hikmah, pusat ilmu yang menghasilkan para ilmuwan besar. Ia juga mengingatkan mahasiswa untuk tidak berhenti pada kurikulum formal, tetapi mengembangkan talenta dan minat di luar ruang kelas.

“Rahasia kesuksesan dunia Islam adalah bersahabat dengan alam. Para ilmuwan Islam tidak melihat alam sebagai objek eksploitasi, tetapi sebagai partisipan dalam perjalanan ilmu,” ungkapnya.

BACA JUGA  Komandan Banser Sulsel Kecam Keras Fitnah terhadap Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA

Tausiah ditutup dengan penegasan bahwa perguruan tinggi seperti Unhas harus terus mengembangkan integrasi ilmu pengetahuan dengan agama, agar Indonesia dapat melahirkan generasi berdaya saing global dengan pijakan iman dan moralitas yang kokoh.

Rangkaian kegiatan berakhir pada pukul 15.35 Wita dengan doa bersama yang dipimpin Ust. Das’ad Latif. Acara berlangsung khidmat dan lancar, diikuti sivitas akademika serta undangan yang memenuhi arena kegiatan.

Diketahui Dalam kunjungan kerja menag RI Prof Nasaruddin Umar di Sulawesi selatan di dampingi langsung oleh Tenag Ahli Menag RI Asal Sulsel DR H Bunyamin M Yapid LC MH.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Maulid Akbar dan Khaul di Pattene Maros Jadi Ajang Silaturahmi, Menteri Agama Disambut Ribuan Jamaah

Published

on

Kitasulsel—Maros – Suasana khidmat dan penuh kekhidmatan menyelimuti Dusun Pattene, Desa Temmapaduae, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Sabtu (13/9/2025). Ribuan jamaah Tarekat Khalwatiyah Samman memadati lokasi sejak pagi hari untuk mengikuti peringatan Maulid Akbar Nabi Muhammad SAW yang dirangkaikan dengan Khaul Akbar ke-58 mengenang Wali Mursyid Tarekat Khalwatiyah Samman, Al Mukarram Asyekh Al Haj H. Andi Muhammad Saleh atau yang akrab disapa Puang Lompo.

Acara akbar ini menjadi salah satu momentum religius terbesar di Sulawesi Selatan, ditandai dengan kehadiran jamaah yang diperkirakan mencapai 30.000 orang. Mereka datang dari berbagai wilayah, tidak hanya dari Kabupaten Maros, tetapi juga dari daerah-daerah lain di Sulawesi Selatan, bahkan luar provinsi. Gelombang jamaah yang datang silih berganti menambah semarak acara, sekaligus menunjukkan kuatnya ikatan spiritual dan sosial yang terbangun melalui tradisi tarekat ini.

Puncak acara semakin bermakna dengan kehadiran Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA. Tokoh nasional yang juga menjabat Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta serta Ketua Umum PB As’adiyah Sengkang itu disambut meriah oleh para jamaah. Kehadirannya dianggap sebagai wujud kepedulian negara terhadap umat dan tradisi keagamaan yang hidup di tengah masyarakat.

BACA JUGA  Lewat FGD KUB, Dr. Bunyamin M. Yapid Serukan Penguatan Moderasi dan Ekoteologi

Mursyid Khalwatiyah dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas kehadiran Menteri Agama. Ia menegaskan bahwa kedatangan Prof. Nasaruddin Umar bukan hanya sebuah kehormatan, tetapi juga menjadi pengobat rindu bagi jamaah yang selama ini menantikan sosok pemimpin agama yang mampu menyejukkan dan memperkuat ukhuwah.

Selain Menteri Agama, acara juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting. Di antaranya Staf Khusus Menteri Agama RI, Dr. H. Bunyamin Yafid, LC, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan, Dr. Ali Yafid, Bupati Maros, Dr. A.S. Chaidir Syam, serta Anggota DPRD Sulsel, M. Irfan AB. Kehadiran mereka semakin menegaskan dukungan pemerintah dan tokoh masyarakat terhadap tradisi keagamaan yang sudah berakar kuat ini.

BACA JUGA  Dorong Penguatan Peran, Menag akan Tingkatkan Fasilitas Kantor MUI

Dalam tausiyahnya, Prof. Nasaruddin Umar memberikan pesan yang menyejukkan. Ia mengingatkan agar masyarakat Sulawesi Selatan menjaga persatuan dan tidak mudah terprovokasi oleh perbedaan.

“Orang Sulawesi Selatan jangan terlalu mudah dipecah belah, jangan terlalu gampang menyesatkan orang,” tegasnya.

Pesan tersebut mendapat perhatian serius dari jamaah. Bagi banyak orang, peringatan Maulid dan Khaul ini bukan hanya sekadar seremoni, tetapi juga ruang kontemplasi untuk memperkuat nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan kepedulian sosial.

Prof. Nasaruddin sendiri dikenal luas sebagai ulama berpengaruh, baik di Indonesia maupun dunia internasional. Selain kiprahnya sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, ia juga aktif dalam berbagai organisasi keagamaan, sosial, dan akademik. Sebelum dipercaya sebagai Menteri Agama, ia pernah mengemban amanah sebagai Wakil Menteri Agama RI. Reputasinya yang kuat membuat kehadirannya di tengah masyarakat Sulawesi Selatan memiliki makna yang lebih mendalam.

BACA JUGA  Tunjangan Guru PAI Non‑ASN Naik Rp500 Ribu, Pencairan Dirapel Sejak Januari 2025

Puncak Maulid Akbar dan Khaul Akbar Khalwatiyah Samman di Pattene tidak hanya menjadi ajang peringatan spiritual, tetapi juga momentum silaturahmi akbar. Ribuan jamaah yang hadir menjadikan acara ini sebagai sarana memperkuat ukhuwah Islamiyah dan memperkokoh tradisi keagamaan yang diwariskan para ulama terdahulu.

Usai menghadiri acara tersebut, Menteri Agama melanjutkan rangkaian kunjungan di Sulawesi Selatan dengan menghadiri Tabligh Akbar di Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Kegiatan itu menjadi bagian dari Dies Natalis ke-69 Unhas, yang sekaligus mempertemukan dunia akademik dengan nilai-nilai spiritualitas Islam.

Dengan rangkaian acara tersebut, kehadiran Prof. Nasaruddin Umar di Sulawesi Selatan bukan hanya membawa pesan moral dan spiritual, tetapi juga memperkokoh hubungan antara negara, tokoh agama, dan masyarakat dalam menjaga persatuan bangsa.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel