Connect with us

Nasional

Tinjau Korban Kebakaran Manggarai, Jusuf Kalla Sarankan Bangun Rumah Susun

Published

on

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla atau JK, menyarankan kepada pemerintah DKI Jakarta untuk membangun rumah susun untuk para korban kebakaran Manggarai, Kecamatan Tebet.

Hal tersebut disampaikan JK usai meninjau korban kebakaran manggarai di posko penampungan sementara di Pasar Raya Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis, (15/8/2024).

“Solusi yang terbaik adalah rumah susun,” kata JK kepada wartawan.

JK menambahkan, pasca kebakaran merupakan persoalan baru yang harus dihadapi oleh para korban.

Pasalnya mereka tidak mungkin hidup apa adanya di bekas rumah yang telah habis terbakar. Bagi JK, rumah susun jauh lebih aman, lebih bersih serta menghemat lahan.

BACA JUGA  Upacara Peringatan HUT RI ke 79 Digelar di Dua Lokasi Berbeda

“Tapi itu hanya saran kami dari palang merah. Terserah pemerintah DKI Jakarta seperti apa,” kata JK lagi.

“Ini juga untuk menghindari kebakaran lagi. Kalau rumah berdempet-dempetan begini lagi, sedikit saja ada litrik korsleting, 400 rumah habis,” imbuhnya.

Pada kesempatan sama, JK juga menyaksikan menyerahkan bantuan secara simbolis yang dikelola oleh PMI DKI Jakarta ke korban kebakaran.

Bantuan tersebut merupakan bantuan darurat pertama berupa Kemeja 8.000 pcs, ⁠Sarung 4.000 pcs, ⁠Hygiene Kit 100, ⁠Kitchen Kit 100 dan terpal 50 lembar.

Seperti diketahui, kebakaran hebat melanda ratusan rumah di Manggarai, Tebet, pada Selasa (13/8/2024), dini hari.

Kebakaran yang diduga akibat telepon selular yang meledak saat isi daya itu berdampak pada sekira 1.000 kartu keluarga (KK) yang terdiri dari 2.000 jiwa. (*)

BACA JUGA  BKPRMI Kecam Larangan Hijab bagi Paskibraka, Sebut Kebijakan Tidak Hormati Konstitusi dan HAM

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Nasional

Bumerang Isu Boikot di Indonesia, Pakar: Waspada, Bisa Tingkatkan Gelombang PHK

Published

on

Kitasulsel–YOGYAKARTA Masyarakat diminta agar berhati-hati dan tidak asal mengikuti seruan boikot. Sebab, boikot dapat menjadi bumerang jika tidak dilakukan secara seksama dan terukur.

Ketua Dewan Pakar Pusat Studi Siyasah dan Pemberdayaan Masyarakat (PS2PM) Yogyakarta, Dr. M. Muslich KS mengatakan, boikot yang tidak terukur dapat berbuah gelombang PHK kepada masyarakat.

Maka dari itu, dia meminta masyarakat memiliki strategi yang tepat agar tidak jatuh korban dari masyarakat.

“Dalam konteks isu (boikot) jangan ada korban kalau bisa. Tapi strategi boikot itu kita pola sedemikian rupa sehingga menjadikan isu itu tidak menjadi sesuatu bumerang bagi kita,” kata Muslich

Salah satunya adalah dengan mendorong kebijakan di level pemerintah agar tidak lagi berhubungan secara government to government (G2G) dengan Israel.

BACA JUGA  Bertandang ke Jepang, Kepala BPOM RI: Penguatan Kerja Sama Farmasi hingga Pangan

Seperti diketahui, meski Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik formal, namun kedua negara tetap menjaga kontak perdagangan, pariwisata dan keamanan.

Menyitir kementerian perdagangan (kemendag), impor dari Israel untuk Indonesia meningkat ratusan persen secara tahunan (yoy).

Pada periode Januari hingga April 2024, impor Israel ke Indonesia meningkat 336% secara yoy menjadi US$29,2 juta atau setara dengan Rp479,6 miliar.

Perdagangan antar kedua negara tidak hanya sampai pada produk fisik semata namun juga software atau perangkat lunak mata-mata. Sejak tahun 2017, sejumlah perusahaan asal Israel ditengarai telah menjual teknologi penyadapan ke Indonesia seperti Pegassus untuk menyadap perangkat elektronik.

Investigasi Amnesty International menemukan teknologi dan alat-alat penyadapan itu dipesan sejumlah lembaga negara, di antaranya Polri dan Badan Sandi dan Siber Nasional (BSSN).

BACA JUGA  Upacara Peringatan HUT RI ke 79 Digelar di Dua Lokasi Berbeda

Dia menyebut, melalui pemutusan relasi G2G, tekanan ekonomi dapat lebih dirasakan oleh Israel. Hal itu tentunya akan lebih berdampak pada agresi militer Israel kepada Palestina.

“Yang harus kita lakukan sehingga dampak boikot sendiri akan dapat bermanfaat untuk kepentingan politik luar negeri kita terkait dengan agresi itu,” ucap Muslich.

“Bagaimana strategi kita (boikot)jalan tapi korban jangan sampai terjadi yang begitu dahsyat,” sambung Muslich.

Menurutnya, tanpa boikot, ekonomi Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Maka dari itu, tidak perlu aksi tambahan yang dapat memperparah kondisi ekonomi.

Lemahnya ekonomi Indonesia saat ini dibuktikan dengan pernyataan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) yang menyebut Indonesia mengalami deflasi yang selama empat bulan berturut-turut. Hal itu mengindikasikan daya beli masyarakat yang melemah.

BACA JUGA  Soal Pendidikan, Jusuf Kalla Minta Pemerintah Efektifkan Anggaran yang Ada

Selain itu, gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) semakin marak. Data Kementerian Ketenagakerjaan menyebut jumlah buruh korban PHK menembus 46 ribu orang sepanjang tahun 2024.

“Tidak ada upaya boikot saja pengangguran di indonesia itu kan sekarang sudah pada titik yang sangat mengkhawatirkan,” ungkap Muslich. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2017 Zox News Theme. Theme by MVP Themes, powered by WordPress.