Connect with us

Politics

Temui Petta Culo,Syaharuddin Alrif:Peran Tokoh Masyarakat Dalam Pembangunan Daerah Sangat Penting

Published

on

Kitasulsel—SIDRAP – Dalam upaya semakin mendekatkan diri dengan masyarakat, H. Syaharuddin Alrif, Calon Bupati Sidrap nomor urut 2, melaksanakan blusukan ke Panca Lautang, Sidrap akhir pekan ini, Jumat, 11 Oktober 2024.

Kunjungan tersebut tidak hanya bertujuan untuk berkampanye, tetapi juga mempererat silaturahmi dengan salah satu tokoh penting di daerah tersebut, Petta Culo, yang memiliki pengaruh besar di kalangan masyarakat setempat.

Syaharuddin, yang didampingi oleh Calon Wakil Bupati Sidrap, Nur Kanaah, menerima sambutan hangat dari warga setempat.

Pasangan Sar-Kanaah ini memang dikenal memiliki gaya kampanye yang santun dan merakyat, membuat mereka dekat dengan berbagai lapisan masyarakat.

Keduanya kerap mengedepankan dialog langsung dengan warga, menyerap aspirasi, dan menawarkan solusi berbasis kebutuhan riil masyarakat.

BACA JUGA  Rocky Gerung: Rezki Mulfiati Lutfi Pemimpin Masa Depan Indonesia

Dalam pertemuannya dengan Petta Culo, Syaharuddin menekankan pentingnya peran tokoh masyarakat dalam pembangunan daerah.

“Dukungan dan masukan dari para tokoh seperti Petta Culo sangat penting bagi kami. Visi misi kami sejalan dengan kebutuhan masyarakat, terutama dalam hal pengembangan ekonomi rakyat dan peningkatan layanan publik,” ujarnya.

Pasangan Sar-Kanaah berkomitmen untuk mewujudkan program-program pro-rakyat jika terpilih pada Pilkada serentak 2024.

Mereka juga berjanji akan melakukan pemerataan pembangunan infrastruktur agar setiap wilayah di Sidrap dapat menikmati hasil pembangunan yang adil dan merata.

Pemilihan kepala daerah akan dilangsungkan secara serentak pada 27 November 2024, dan pasangan Sar-Kanaah yakin bahwa dukungan masyarakat Panca Lautang, serta daerah lainnya, akan menjadi kekuatan besar bagi mereka. (*)

BACA JUGA  Berbekal Pengalaman yang Matang, Seto-Rezki Nyatakan Siap Wakafkan Diri Untuk Makassar 2024
Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Politics

Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.

Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

BACA JUGA  Ilham Fauzi Gerak Cepat Tinjau Lokasi Kebakaran di Kecamatan Bontoala

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.

Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.

BACA JUGA  Indira-Ilham Minta Restu Masyarakat Makassar untuk Lanjutkan Kebaikan

Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel