Connect with us

Kementrian Agama RI

Misi Besar BP4: Membentuk Keluarga Harmonis Dengan Dukungan Tenaga Ahli Multidisiplin

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA — Sekretaris Umum Badan Pembinaan Penasehatan dan Pelestarian Perkawinan (BP4), Anwar Saadi memaparkan rencana strategis BP4 dalam menyediakan layanan konsultasi dan mediasi bagi masyarakat.

Badan binaan Kementerian Agama ini memiliki misi besar untuk membantu menyelesaikan konflik keluarga secara damai dan konstruktif, tanpa harus melalui proses pengadilan.

“BP4 akan hadir di semua tingkatan, mulai dari pusat hingga daerah, bahkan sampai ke tingkat Kantor Urusan Agama (KUA).

Masyarakat yang menghadapi konflik keluarga dapat datang langsung untuk mendapatkan konsultasi dan mediasi,” ujar Anwar Saadi usai pengukuhan BP4 di Ruang VIP Masjid Istiqlal, Jumat (25/1/25).

Menurut Anwar, BP4 berkomitmen untuk menyediakan ruang khusus di pusat, provinsi, kota, hingga KUA.

Dengan begitu, akses layanan ini bisa menjangkau masyarakat di berbagai lapisan. Fokus utama layanan ini adalah menyelesaikan konflik di tingkat BP4 agar masyarakat tidak perlu membawa permasalahan ke pengadilan.

BACA JUGA  Menag Lantik Kamaruddin Amin sebagai Sekjen Kementerian Agama

“Kita ingin menciptakan solusi damai. BP4 hadir untuk mencegah konflik keluarga berakhir di meja hijau. Mediasi adalah langkah yang lebih efektif dan humanis,” jelasnya.

Anwar menegaskan, BP4 memiliki tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu untuk memberi pelayanan yang menyeluruh.

Tim ini mencakup psikolog, guru besar psikologi, dokter, ahli hukum, dan advokat. Dengan dukungan para pakar ini, BP4 siap menghadapi berbagai kompleksitas konflik keluarga.

“Keberagaman disiplin ilmu dalam tim kami adalah kekuatan utama. Kami ingin memastikan bahwa setiap kasus ditangani dengan pendekatan yang tepat, baik secara psikologis, hukum, maupun sosial,” tambah Anwar.

Program Utama BP4

BP4 juga memiliki beberapa program prioritas yang telah dirancang untuk meningkatkan perannya di masyarakat:

BACA JUGA  Menag RI: Nassarudin Umar Masjid Al Munawwar Jadi Simbol Pelayanan dan Keindahan Kemenag

1. Penanganan Kasus Formal: Semua kasus keluarga yang masuk ke BP4 akan ditangani dengan pendekatan profesional.

2. Mediasi Damai: Mendorong penyelesaian konflik secara damai, tanpa harus melibatkan proses hukum di pengadilan.

3. Kolaborasi Nasional: BP4 turut berkontribusi dalam program nasional, seperti penanganan stunting, dengan bekerja sama dengan Kementerian Agama.

Dalam memastikan layanan ini diketahui dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas, BP4 telah memulai branding melalui berbagai platform media digital.

“Kami aktif di website, YouTube, Facebook, dan TikTok. Media ini akan menjadi saluran utama untuk memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat,” ungkap Anwar.

Ia menambahkan, media sosial akan digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan penting terkait ketahanan keluarga dan cara menyelesaikan konflik secara bijak.

BACA JUGA  Menag Resmikan Pusat Literasi Islam dan Percetakan Quran Berkelas Dunia

Anwar menyampaikan harapan besar agar masyarakat memanfaatkan layanan yang disediakan BP4. “Kami ingin BP4 menjadi tempat pertama yang diingat masyarakat saat menghadapi konflik keluarga.

Kami juga berharap bisa menciptakan kesadaran tentang pentingnya menjaga keutuhan keluarga,” ujarnya.

Dengan peran yang semakin signifikan, BP4 diharapkan mampu menjadi solusi nyata dalam menciptakan ketahanan keluarga di Indonesia.

“Melalui layanan ini, kami ingin berkontribusi untuk menyelamatkan keluarga, perempuan, anak-anak, dan pada akhirnya, masa depan bangsa,” imbuhnya.

BP4, lanjutnya, hadir sebagai jawaban atas meningkatnya kebutuhan masyarakat akan layanan konsultasi dan mediasi yang cepat, efektif, dan manusiawi.

“Dengan dukungan dari pemerintah dan masyarakat, BP4 dapat menjadi pilar penting dalam membangun keluarga Indonesia yang harmonis dan tangguh,” tandasnya. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Hadiri Seminar Internasional di Wajo, Pejabat Kemenag RI Takjub Melihat Pondok Pesantren As’adiya

Published

on

Kitasulsel–WAJO – Seminar Internasional bertajuk “Curriculum of Love and Eco-Theology as the Basic for the Istiqlal Declaration Implementation Movement” sukses digelar selama dua hari (3–4 Februari 2025) di dua lokasi, yakni Ballroom Hotel Sallon dan Aula Universitas As’adiyah Lapongkoda, Sengkang.

Acara ini dihadiri oleh para peserta dari seluruh pondok pesantren se-Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) serta pejabat Kementerian Agama (Kemenag) RI. Salah satu momen menarik dalam seminar ini adalah kekaguman pejabat Kemenag terhadap Pondok Pesantren As’adiyah yang memiliki sejarah panjang dalam mencetak ulama dan mencerminkan nilai-nilai keislaman yang kuat.

Kakanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Selatan, H. Ali Yapid, menyampaikan bahwa gagasan Kurikulum Cinta dan Eco-Theology yang diinisiasi oleh Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, merupakan refleksi mendalam tentang peran agama dalam membangun masyarakat yang rukun serta menjaga kelestarian bumi sebagai amanah Tuhan.

BACA JUGA  Menag Minta Pendidikan Agama Tanamkan Rasa Cinta Sejak Dini

“Dengan adanya konsep ini, kita tidak hanya membangun hubungan yang harmonis antar sesama manusia, tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian dari tanggung jawab spiritual,” ujarnya.

Seminar ini diselenggarakan atas kerja sama antara Kemenag dan Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang, Kabupaten Wajo.

Para peserta yang berasal dari berbagai pondok pesantren di Sulselbar menyampaikan apresiasi mereka kepada Menteri Agama RI, Gurutta Nasaruddin Umar, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Pondok Pesantren As’adiyah, serta kepada Staf Khusus Menteri Agama RI, H. Bunyamin M. Yapid, LC., MH.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Agama RI, H. Bunyamin M. Yapid, menambahkan bahwa pondok pesantren memiliki peran strategis dalam menyebarkan nilai-nilai ini ke masyarakat luas.

BACA JUGA  Kado HAB ke-79, Kemenag Raih Indeks SPBE dengan Predikat Memuaskan

“Pesantren adalah benteng pendidikan moral dan spiritual. Jika konsep ini diterapkan, kita bisa mencetak generasi yang memiliki kecintaan terhadap sesama dan alam,” tuturnya.

Seminar ini menjadi tonggak penting dalam mengembangkan konsep pendidikan berbasis nilai-nilai kemanusiaan dan lingkungan, sejalan dengan visi Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin.

Terpisah, Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, menegaskan bahwa seminar ini merupakan langkah konkret dalam mengimplementasikan Deklarasi Jakarta, yang menekankan pentingnya nilai cinta dan kepedulian lingkungan dalam kehidupan beragama.

“Kurikulum Cinta dan Eco-Theology bukan hanya relevan di Indonesia, tetapi juga dapat menjadi model global dalam membangun kesadaran kolektif akan pentingnya harmoni sosial dan ekologis,” kata Nasaruddin Umar. (*)

BACA JUGA  Buka Sharia International Forum, Menag: Indonesia akan Jadi Trendsetter Ekonomi Syariah
Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel