Connect with us

Kabupaten Sidrap

Syaharuddin Alrif Berbaur dengan Warga di CFD Sidrap

Published

on

Kitasulsel–SIDRAP Pemkab Sidrap, melakukan launching Car Free Day, Minggu, 2 Februari 2025. Salah satu jalur yang akan menjadi lokasi CFD adalah, sepanjang Jalan Lanto Dg Pasewang, dimulai dari area Panker hingga Jalan Ressang, depan SMPN 3 Pangsid.

Bupati Sidrap terpilih, H Syaharuddin Alrif terlihat ikut berolahraga berjalan kaki, menyatu dan berbaur dengan masyarakat dalam kegiatan hari bebas kendaraan (car free day/CFD) di sepanjang Jalan Lanto Dg Pasewang itu.

Penutupan Jl Lanto Dg Pasewang, tentu berimbas pada jalan sekitarnya. Misalnya, Jalan A Pakkanna, Jalan La Nu’mang, Jalan Emmy Saelan hingga Jalan Ressang. Warga diminta tidak melewati rute ini selama CFD karena aktivitas lalu lintas akan dialihkan sementara.

BACA JUGA  Kopi Robustan Sidrap Mulai Panen, Bupati Sidrap Targetkan 10.000 Hektar Perluasan

Car Free Day yang dilaunching Pj Bupati Sidrap, Idham Kadir S.Sos M.Si itu, akan berlangsung setiap Minggu pagi, berlangsung dari pukul 06.00 hingga pukul 10.00 WIB.

Syaharuddin Alrif seperti biasa berbaur dengan pengunjung di CFD berjalan mulai dari depan Taman Panker menuju bundaran depan SMP 3 Pangsid.

Bupati Sidrap terpilih ini, tetap menjadi idola masyarakat Pangkajene, peserta CFD. “Kita berharap, kegiatan CFD di Sidrap semakin ramai dikunjungi masyarakat dan pelaku UMKM. ” kata Syaharuddin.

Menurutnya, CFD ini positif, kareba berbagai aktivitas bisa dilakukan. Tak hanya sekadar berolahraga, tapi silaturahmi serta memiliki dampak positif bagi ekonomi. Masyarakat, terutama pelaku UMKM bisa memanfaatkan kegiatan ini. Syahar terlihat menyapa sejumlah pelaku UMKM sepanjang rute.

BACA JUGA  Penyerapan Beras Capai 94 Persen, BULOG Sidrap Tuai Apresiasi

Yang terpenting, kebersihan tetap terjaga. Tempat-tempat sampah bagi peserta CFD sudah disediakan di sejumlah titik. “Tetap jaga kebersihan, buang sampah pada tempat yang disediakan,” tutupnya. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kabupaten Sidrap

Hujan dan Medan Berat Tak Halangi Pemkab Sidrap Bermalam di Desa

Published

on

Kitasulsel–WAJO Di bawah hujan dan suguhan medan berat, Rombongan II Pemerintah Kabupaten Sidrap melaju menuju Desa Awo, Kabupaten Wajo, Sabtu (5/7/2025).

Perjalanan ini dalam rangka program “Bermalam di Desa” yang diinisiasi Bupati Sidrap Syaharuddin Alrif, melibatkan Polres Sidrap dan komunitas Indonesia Off-road Federation (IOF) Sidrap.

Rombongan II dipimpin Wakil Bupati Sidrap, Nurkanaah didampingi Penjabat Sekretaris Daerah, Andi Rahmat Saleh, dan sejumlah kepala OPD.

Mereka mengambil rute yang disebut jalur normal, yakni melalui Pangkajene – Anabanua – Bulete – Desa Lompo Loang hingga mencapai Desa Awo.

Meski dianggap jalur “aman”, perjalanan ini jauh dari kata mudah. Sepanjang kurang lebih 20 kilometer dari poros Makassar–Palopo di wilayah Kecamatan Keera, medan licin, jalan berlumpur, dan cuaca gerimis mengadang rombongan.

BACA JUGA  Bupati Sidrap Lirik Bukit Teletabis Jadi Wisata Alam dan Perkemahan Unggulan

Namun dengan tekad kuat, rombongan terus melaju hingga tiba di Jembatan Lanrangnge, Desa Awo, tempat mereka dijadwalkan bertemu Rombongan I yang dipimpin Bupati Syaharuddin Alrif.

Rombongan I sendiri menempuh jalur ekstrem dari arah Desa Lombok, Kecamatan Pitu Riase. Jalur ini dikenal terjal dan hanya dapat dilalui kendaraan khusus.

Tak hanya menembus medan berat, rombongan tersebut juga menjadi saksi upaya perintisan jalan sejauh 3 kilometer yang tengah dilakukan untuk membuka akses yang sempat tertutup.

Proses ini melibatkan pembersihan semak, perbaikan sejumlah jembatan, dan pelebaran jalur dengan dukungan alat berat yang kini sedang dimobilisasi ke lokasi.

Kerja sama lintas sektor ini menjadi simbol kuat komitmen pemerintah dalam membuka jalur yang diharapkan masyarakat.

BACA JUGA  Kopi Robustan Sidrap Mulai Panen, Bupati Sidrap Targetkan 10.000 Hektar Perluasan

Bupati Syaharuddin menyatakan, kegiatan “Bermalam di Desa” bukan sekadar kunjungan seremonial. Ini adalah aksi nyata untuk menyentuh langsung denyut kehidupan masyarakat di pelosok.

“Dengan hadir langsung di desa terjauh, kita melihat dari dekat kondisi infrastruktur, pelayanan dasar, serta menyerap aspirasi masyarakat,” jelas Syaharuddin.

Sesi awal program Bermalam di Desa menyasar tiga desa terjauh di wilayah Sidrap, yakni Desa Buntubuanging, Belawae, dan Dengeng-dengeng.

Ini menjadi bukti bahwa pemerintah tidak hanya hadir di balik meja, tetapi juga di tengah lumpur dan hujan, bersama rakyat. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel