Connect with us

Kementrian Agama RI

Menag RI: Mari Doakan Bangsa Tetap Kondusif di Tengah Dinamika Aspirasi

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR — Dalam perjalanan menuju Buton, Sulawesi Tenggara, Menteri Agama RI Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, menyempatkan waktu transit di Makassar untuk bersilaturahmi dengan sejumlah tokoh agama dan ulama. Pertemuan hangat itu diisi dengan doa bersama bagi kedamaian bangsa agar tetap aman, damai, dan kondusif di tengah dinamika sosial yang berkembang.

Usai pertemuan tersebut, Menag RI melanjutkan agenda menghadiri kegiatan Pembinaan Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup UIN Alauddin Makassar yang digelar di Hotel UIN, Sabtu (30/8). Dalam kegiatan bertema “Glokalisasi Perguruan Tinggi Berwawasan Ekoteologi”, Prof. Nasaruddin didampingi oleh Rektor UIN Alauddin Makassar Prof. Dr. H. Hamdan Juhanis, M.A., Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Ali Yafid, serta Tenaga Ahli Menag RI Dr. H. Bunyamin M. Yapid.

BACA JUGA  Kabar Baik! Indonesia Berpeluang Dapat Tambahan Kuota Pendamping Haji

Dalam arahannya, Menag RI menekankan pentingnya soliditas civitas akademika UIN Alauddin, baik ASN maupun non-ASN, agar tetap kompak serta satu visi dan misi dalam mengabdi untuk bangsa melalui jalur akademik.

“Universitas harus menjadi rumah bersama bagi pengembangan ilmu, nilai, dan pengabdian. Kompak, satu visi, satu misi, demi bangsa. Itulah yang kita butuhkan,” ujar Prof. Nasaruddin.

Selain itu, Anregurutta Nasaruddin juga menyampaikan program pemerintah yang digagas Presiden Prabowo Subianto, yakni Sekolah Rakyat dan Sekolah Garuda. Program tersebut, kata Menag, merupakan langkah nyata negara dalam memperluas akses pendidikan berkualitas bagi generasi muda.

“Langkah pemerintah memberdayakan rakyat di jalur pendidikan sudah masif. Saat ini Sekolah Rakyat dan Sekolah Garuda telah berjalan, dan bertahap akan dinikmati anak-anak kita. Ini perlu kita dukung bersama demi masa depan pendidikan Indonesia,” tuturnya.

BACA JUGA  Kemenag Rilis Tafsir Ayat Al-Qur’an tentang Pelestarian Lingkungan, Sila Unduh di sini!

Menag RI pun berharap agar UIN Alauddin Makassar mampu menjadi episentrum pendidikan modern, bukan hanya di Sulawesi Selatan, tetapi juga di tingkat nasional.

Di akhir sambutannya, Prof. Nasaruddin kembali mengajak seluruh hadirin untuk bersama-sama mendoakan bangsa Indonesia agar tetap damai dan terjaga dari perpecahan.

“Belakangan ini kita menyaksikan banyak aspirasi disuarakan masyarakat. Semoga semuanya bisa berangsur membaik dengan cara yang baik pula,” harapnya.

Seusai memberikan arahan di UIN Alauddin, Menag RI langsung melanjutkan perjalanan menuju agenda utama kunjungan kerja di Buton, Sulawesi Tenggara.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Sebut Pesantren sebagai Pilar Peradaban Bangsa

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut pondok pesantren sebagai lembaga yang telah mengabdikan diri untuk membangun peradaban bangsa selama berabad-abad lamanya. Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber utama dalam kegiatan Dialog Interaktif dan Podcast bersama Pro 3 Radio Republik Indonesia (RRI) secara virtual.

Dialog ini membahas peran strategis Program Prioritas (Protas) Kementerian Agama dalam mendukung suksesnya Asta Cita Pembangunan Nasional. “Pondok pesantren adalah lembaga yang telah mengabdi selama 300 tahun, membangun lahirnya masyarakat yang beradab,” ujar Menag di Jakarta (16/10/2025).

Ia kemudian mengingatkan peran historis pesantren di masa lalu. “Di masa perlawanan penjajahan, pondok pesantren tampil sebagai lembaga perjuangan. Pergerakan santri dan kyai waktu itu sangat luar biasa, dengan semangat ‘mati syahid atau hidup mulia’,” lanjutnya.

BACA JUGA  Erdogan Akan ke Bogor, Menag Ingin Perbanyak Kirim Mahasiswa Indonesia ke Turki

Menag menekankan spiritual message yang menjadi inti pendidikan di pesantren. Salah satunya adalah kepatuhan dan kesantunan seorang santri kepada gurunya, yaitu sebuah etika luhur yang diharapkan dapat berdampak luas, menjadi cerminan sikap anak terhadap orang tuanya di rumah.

“Di pesantren, kita melihat para kyai tampil sebagai individu yang berwibawa di hadapan para santri, dan pada saat yang sama, kita menyaksikan bagaimana para santri bersikap santun kepada guru-gurunya. Inilah fondasi utama yang melahirkan cita-cita untuk menciptakan manusia yang adil dan beradab,” paparnya.

Lebih lanjut, Menag menegaskan bahwa pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan umat, melainkan juga sebagai lembaga pembentuk kemandirian dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya. “Pesantren telah lama menjadi motor penggerak ekonomi lokal,” katanya.

BACA JUGA  Di Hadapan Jamaah Jambi, Dr. H. Bunyamin M. Yapid Serukan Haji Ramah Lansia dan Penuh Kolaborasi

Ia mencontohkan, bahan-bahan kebutuhan pokok pesantren seperti beras, ikan, telur, hingga tenaga kerja, mulai dari cleaning service sampai guru, banyak didatangkan langsung dari masyarakat sekitar. “Kita tidak perlu lagi repot-repot ke pasar, karena masyarakat setempat yang mendatangkan diri ke pesantren menjual langsung ke dapur”, jelasnya.

“Dengan demikian, di mana ada pondok pesantren, di situlah tumbuh kemandirian masyarakat. Masyarakat pesantren itu bukan bersifat konsumtif, tetapi sangat produktif karena menciptakan kemandirian tersebut,” lanjut Menag.

Menag menggarisbawahi keunggulan pesantren dalam mengajarkan nilai-nilai yang semakin langka. “Dan saya ingin menggarisbawahi bahwa pesantren memiliki keunggulan dalam mengajarkan nilai-nilai yang kini semakin langka, yaitu moralitas yang tinggi, kesantunan yang sangat terpuji, mengasah keimanan, serta mengajarkan kekayaan sosial dan budaya,” pungkasnya.

BACA JUGA  Sekolah Tinggi Ilmu Agama Khonghucu Indonesia Diresmikan September 2025

Pernyataan Menag ini semakin menguatkan komitmen Kementerian Agama untuk terus melindungi dan memajukan institusi pendidikan keagamaan, serta memastikan Program Prioritas Kemenag berjalan optimal demi mendukung tercapainya Asta Cita Pembangunan Nasional yang berlandaskan moral dan peradaban luhur. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel