Connect with us

Pemkot Makassar

Bangun Makassar Religius, Wali Kota Munafri Dorong Kolaborasi Ulama dan Pemerintah

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Membangun kota Makassar, bukan hanya soal menghadirkan infrastruktur dan kebijakan, tetapi juga membutuhkan kekuatan nilai religius dan harmoni sosial di Kota Makassar.

Itulah yang ditekankan Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, bahwa sinergi ulama, umara, dan umat merupakan kunci utama dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, berkarakter, dan memberi manfaat bagi kota ini.

Pesan tersebut ia sampaikan saat tampil, sebagai pembicara inti pada Diskusi Bulanan IMMIM yang dirangkaikan dengan pelantikan pengurus Lembaga Dakwah IMMIM serta penandatanganan MoU kerjasama, di Gedung IMMIM, Jalan Jenderal Sudirman, Sabtu (4/10/2025).

Menurutnya, ulama berperan sebagai penuntun moral dan penjaga nilai, umara (pemerintah) sebagai menjalankan kebijakan program, sementara umat menjadi pelaku dan penerima manfaat pembangunan.

“Kolaborasi erat ketiga elemen ini, kami yakini akan menghadirkan kekuatan besar untuk menjadikan Makassar sebagai kota maju sekaligus religius, yang tetap berpegang pada nilai-nilai luhur di tengah dinamika zaman,” jelas Munafri.

Acara ini turut dihadiri oleh Kadis Kominfo Kota Makassar Moh Roem, Kadis Pendidikan Kota Makassar Achi Soleman, dan Kabag Kesra.

Pada kesempatan ini, pria yang akrab disapa Appi itu menegaskan, pentingnya hubungan yang erat antara ulama dan umara.

BACA JUGA  Diikuti 47 Tim Basket SMA se Sulsel, Indira Yusuf Ismail Buka Turnamen Honda DBL With Kopi Good Day

Menurut politisi Golkar itu, kekuatan kolaborasi harus berjalan seimbang agar pesan dakwah dan kebijakan pembangunan dapat sampai secara maksimal kepada masyarakat.

“Kalau ulama berjalan sendiri tanpa dukungan umara, maka pesan dakwah tidak akan maksimal. Demikian pula sebaliknya,” tuturnya.

“Pemerintah tanpa dukungan ulama akan pincang. Karena itu, pertemuan seperti ini sangat penting untuk membangun keseimbangan sosial,” lanjutnya.

Munafri mengibaratkan, umara adalah lautan dan ulama adalah sungai, sementara umat menjadi muara yang memberi kehidupan subur bagi masyarakat.

Pada kesempatan ini, Wali Kota juga menekankan, transformasi digital yang kini merambah dunia dakwah. Ia berharap, mubalig harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi agar pesan-pesan agama dapat menjangkau generasi baru secara efektif.

“Syiar hari ini bisa langsung dilakukan di berbagai platform digital. Bahkan sebagian mubalig sudah memperoleh income dari dakwah digital. Ini positif, asal konten yang dibawakan dapat dipertanggungjawabkan dan tidak saling menjatuhkan,” tegas Munafri.

Mantan bos PSM itu, pun mendorong IMMIM agar memberi rambu-rambu dan evaluasi, sehingga mubalig tetap berada di jalur dakwah yang benar serta mampu menjaga marwah ulama di ruang publik, khususnya media sosial.

BACA JUGA  Bersama Kabarharkam Polri, Wali Kota Munafri Antusias Hadiri Jalan Sehat SMADA 88 Makassar

Ia juga mengingatkan agar masjid tidak sekadar menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pemberdayaan umat.

Selanjutnya, di bidang pendidikan, Munafri menilai pentingnya memperkuat porsi pelajaran agama dan pendidikan karakter di sekolah dasar. Munafri menekankan, percuma anak-anak cerdas secara akademik jika tidak memiliki akhlak yang baik.

Karena itu, Pemkot Makassar akan melibatkan ahli pendidikan, ulama, hingga tokoh masyarakat dalam penyusunan kurikulum yang menguatkan nilai agama dan budaya lokal.

“Hari ini, pelajaran agama hanya dua jam seminggu, itu tidak cukup. Kita tidak bisa menganggap semua anak berada di rumah tangga yang ideal,” ungkapnya.

“Karena itu, kami akan meramu kurikulum baru dengan pendidikan akhlak, agama, serta kearifan lokal (local wisdom) Bugis-Makassar seperti sipakatau, siri’ na pacce, dan tabe,” tambah dia menjelaskan.

Appi kembali menegaskan pentingnya memasukkan pendidikan karakter, etika, dan nilai-nilai agama sejak jenjang sekolah dasar

Hal ini dinilainya sebagai fondasi utama bagi anak-anak agar tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak yang baik.

BACA JUGA  Pj Sekda Makassar Minta Proses Pemantauan Stunting Diperbaiki

Dimana, harus melibatkan pendidikan karakter, pendidikan agama, dan pendidikan etika dalam kurikulum dasar.

“Karakter inilah yang nantinya menjadi backbone dari ilmu pengetahuan. Anak-anak yang lahir cerdas tetap harus punya karakter yang baik agar proses pendidikan berjalan seimbang,” jelas Munafri.

Ia menyampaikan persoalan sosial masyarakat dan peran pemerintah dalam mencari solusi. Munafri berharap forum-forum seperti ini dapat melahirkan poin-poin penting sebagai masukan untuk kebijakan Pemkot Makassar ke depan.

“Diskusi bulanan seperti ini sangat penting karena bisa menghasilkan gagasan yang menjadi masukan dalam penyelesaian persoalan yang dihadapi masyarakat,” harap Appi.

Usai penyampaian materi, acara dilanjutkan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara IMMIM dan Pemerintah Kota Makassar.

Kesepakatan ini menjadi tonggak awal penguatan kolaborasi dalam bidang dakwah, pendidikan, dan pembinaan sosial keagamaan di Makassar.

“Kami dari Pemerintah Kota Makassar, akan terus memberikan dukungan kepada ulama dan mubalig, karena menyelesaikan persoalan sosial masyarakat membutuhkan pendekatan dakwah yang berkesinambungan,” tutup Munafri. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Pemkot Makassar

Sinergi Pemkot–Baznas, Kunci Entaskan Kemiskinan di Makassar

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan pentingnya sinergi antara Pemerintah Kota Makassar dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dalam upaya mempercepat pembangunan serta menuntaskan persoalan kemiskinan di kota ini.

Hal itu disampaikan Munafri saat memberikan sambutan pada kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar Baznas Kota Makassar di kantor Baznas, Jalan Tedu Bersinar, Sabtu (4/10/2025).

“Pemerintah bisa berjalan, Baznas juga bisa berjalan sendiri. Tapi kalau ini disatukan, daya dobraknya jauh lebih baik,” kata Munafri.

Menurutnya, Baznas memiliki pendekatan langsung yang lebih detail di tengah masyarakat. Dalam proses intervensi sosial, peran Baznas bahkan dinilai lebih piawai dibanding pemerintah kota.

Lanjut dia, pola pendekatan yang dipakai Baznas bisa membuka ruang yang lebih detail lagi. Sehingga diharapakan, Baznas jangan pasif.

“Harus aktif mengingatkan, apakah kita sudah bayar zakat atau belum. Karena kalau tidak, justru Baznas yang berdosa ketika kita lupa,” imbuh Appi.

Munafri mengungkapkan, potensi zakat di Kota Makassar yang saat ini digarap baru sekitar 15 persen dari total yang seharusnya bisa dimaksimalkan.

Jika potensi itu dikelola penuh, kata dia, bukan tidak mungkin angka kemiskinan bisa ditekan signifikan.

BACA JUGA  Danny Pomanto Harap Makassar dan Maniwa Jepang Berkolaborasi Wujudkan Kota Rendah Karbon

“Kalau dijalankan dengan seluruh potensi yang ada, saya sepakat kita akan susah mencari siapa orang miskin di Makassar,” tuturnya.

“Itu tujuan yang harus kita capai. Pemerintah, Baznas, dan masyarakat harus dipermulus sinerginya supaya bisa cepat,” tambah politisi Golkar itu.

Lebih jauh, ia menekankan pentingnya integritas bagi para pengurus Baznas. Sebab, dana yang dikelola bukanlah milik pribadi melainkan milik umat.

Banyak orang mau jadi pengurus Baznas, tapi persoalannya, yang dikelola ini bukan punya satu orang, tapi ini barang milik umat.

“Jadi kalau tidak punya integritas, luar biasa ganjaran nanti,” ucapnya mengingatkan.

Dalam waktu dekat, Munafri juga menjadwalkan duduk bersama dengan Perbanaz dan pihak perbankan untuk membicarakan optimalisasi dana deposito warga Makassar di bank, agar bisa dikelola secara lebih produktif.

Dia menegaskan, ini bukan masalah minta, tapi ini kewajiban. Berdos dijka tidak disampaikan.

“Jadi kita tidak bisa berjalan sendiri, harus berjalan bersama untuk menuntaskan kemiskinan,” jelasnya

Pada kesempatan tersebut, Wali Kota Makassar bersama Baznas juga menyerahkan santunan kepada anak-anak yang membutuhkan dukungan. Munafri berpesan agar santunan yang diberikan benar-benar digunakan secara tepat.

BACA JUGA  Nelayan Barang Lompo Segera Nikmati Fasilitas Pabrik Es

“Yang menerima santunan, ini amanah. Jangan disalahgunakan. Dan untuk anak-anak yang masih belajar, khususnya para santri, hindarilah dulu sosial media. Karena kadang-kadang itu yang menghilangkan fokus dari pelajaran dan bacaan,” pungkasnya.

Sedangkan, Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Makassar, H.M. Ashar Tamanggong, mengungkapkan pihaknya kembali menyalurkan bantuan kepada lebih dari 100 santri penghafal Al-Qur’an.

Bantuan tersebut diserahkan secara kolektif, dengan skema tiap pondok pesantren menerima 20 santri penerima manfaat. Menurut Ashar, pola ini memudahkan proses pengawasan dan pendampingan.

“Kenapa tidak terpisah-pisah? Karena lebih mudah dikontrol. Jadi, satu pondok 20 orang. Setelah mereka khatam 30 juz, baru kita pindahkan ke pondok pesantren lainnya. Mereka ini memang santri yang khusus menghafal Al-Qur’an,” jelas Ashar.

Ia menegaskan bahwa zakat dan infak masyarakat yang disalurkan melalui Baznas telah berbuah nyata. Salah satunya terlihat dari lahirnya generasi penghafal Al-Qur’an di berbagai pondok pesantren.

“Bapak-ibu yang berinfak dan berzakat di Baznas, inilah hasilnya. Rasi bintang zakat kita sudah berbuah, dan buahnya ada pada santri-santri kita,” tuturnya.

BACA JUGA  Amanda Syahwaldi Camat Ujung Tanah Dampingi Wakapolres Pelabuhan Makassar di Jumat Curhat

“Nabi Muhammad SAW bahkan menjanjikan pintu surga khusus bagi para penghafal Al-Qur’an. Maka ketika para santri ini masuk ke pintu itu, insya Allah para muzakki (pemberi zakat) juga akan mendapat bagian dari pahala tersebut,” tuturnya, melanjutkan.

Selain fokus pada pendidikan santri, Baznas juga menyalurkan bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan, termasuk pelaku usaha kecil dan warga kurang mampu.

Lanjut dia, bahwa ini bukan sekadar urusan santunan, tapi juga bagian dari ikhtiar menumbuhkan kemandirian umat.

“Dana zakat yang dikumpulkan dari ASN, masyarakat umum, hingga pelaku usaha, semuanya kami kelola agar tepat sasaran,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Ashar juga menyampaikan bahwa Baznas Kota Makassar turut menyiapkan konsumsi berupa olahan daging kambing yang berasal dari hewan kurban jamaah haji Indonesia di Tanah Suci.

“Alhamdulillah, hari ini di kantor Baznas juga sudah tersedia ratusan porsi olahan daging kambing. Itu berasal dari kurban jamaah haji di Mekkah, dan bisa dinikmati bersama masyarakat yang hadir disini,” tukasnya. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel