Connect with us

Fatmawati Rusdi Paparkan Kebijakan Pemenuhan Hak-hak Ketenagakerjaan Disabilitas

Published

on

Kitasulsel-Jakarta—Wakil Wali Kota Makassar Fatmawati Rusdi hadir sebagai narasumber dalam Seminar Nasional Pengarusutamaan Pusat Ketenagakerjaan Inklusif atau Inclusive Job Center (IJC) untuk Pemerintah Kota, di Hotel Aryaduta Jakarta, Kamis (23/02/2023).

Fatmawati Rusdi tampil panel bersama narasumber lain diantaranya Direktur Bina Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri Kemenaker RI Siti Kustiati, Eularia Handayani perwakilan BPJS Ketenagakerjaan, dan Ketua SEHATI Edy Supriyanto.

Mereka berdialog membahas tentang Kebijakan dan Inovasi Ketenagakerjaan Inklusif. Seminar Nasional ini diadakan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) bekerja sama GIZ perusahaan internasional milik federal Jerman.

Pada kesempatan itu, Fatmawati Rusdi mengatakan  Pemkot Makassar sudah memiliki beragam kebijakan terkait pemenuhan hak-hak disabilitas khususnya di bidang ketenagakerjaan.

Baik itu dalam bentuk regulasi berupa peraturan daerah atau Perda, peraturan wali kota atau Perwali, pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD) di Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) sampai dibentuknya tim pendamping.

“Hari ini kita hadir bersama dengan beberapa kota lainnya tentu kita sudah banyak melakukan sesuatu, dan tadi arahan Ketua APEKSI, GIZ, dan Bappenas, bahwa ini adalah tugas berat untuk pemerintah kota karena kita harus membangun suatu ekosistem,” kata Fatmawati Rusdi.

Fatmawati Rusdi menyampaikan Pemkot Makassar terus mendorong kesetaraan hak ketenagakerjaan para penyandang disabilitas melalui ULD sehingga menjadi wadah yang nyaman.

Ada tiga yang menjadi fokus penyelenggaraan ULD Ketenagakerjaan. Diantaranya, penyedia informasi, pendampingan kepada pemberi kerja disabilitas, dan pendampingan kepada tenaga kerja disabilitas.

“Dengan adanya ULD, kita memberi pelatihan sesuai dengan minat dan bakat, memberikan keterampilan sampai dengan pendampingan untuk mendapatkan pekerjaan. Jadi ULD ini juga sebagai pusat informasi kepada pemberi kerja,” bebernya.

Ia menyebut berdasarkan data Disnaker Makassar ada 725.529 penduduk angkatan kerja dan 1.016 diantaranya adalah angkatan kerja disabilitas.

Rinciannya, penyandang disabilitas fisik 529 orang, penyandang disabilitas intelektual 109, penyandang disabilitas mental 117, dan penyandang disabilitas sensorik 261 jiwa.

“Pusat informasi kita mulai dari pemetaan dan itu berbasis by name by address. Jumlah angkatan kerja disabilitas per 2022 datanya ada 1.016 orang,” ujar Fatmawati Rusdi.

Sebagai bentuk kesetaraan hak ketenagakerjaan para penyandang disabilitas, Pemkot Makassar telah mempekerjakan penyandang disabilitas, dan itu sejalan dengan visi-misi yakni restorasi ruang kota yang inklusif untuk semua.

“Di Balai Kota Makassar itu sendiri kita sudah mempekerjakan penyandang disabilitas, meskipun outsourcing tapi itu adalah prasyarat bahwa 2% dari tenaga kerja seperti cleaning service di seluruh OPD itu ada disabilitasnya,” tegasnya.

Sementara, Ketua Dewan Pengurus APEKSI Bima Arya dalam sambutannya menyebutkan masalah tenaga kerja inklusif itu bukan hanya sekadar keberpihakan APEKSI tapi lebih kepada membangun ekosistem jangka panjang dan komprehensif.

“Jadi bukan bilang di perusahaan anda berapa penyandang disabilitas slotnya, tapi lebih membuka paradigma menciptakan ruang-ruang baru baru tenaga disabilitas,” ungkap Bima Arya.

Karena bukan suatu hal yang mudah sehingga menurut Bima Arya perlu konsistensi dari seluruh pemerintah kota. Di mana pemerintah daerah dipaksa (dalam tanda kutip) untuk lebih canggih keberpihakannya kepada nilai-nilai inklusifitas.

“Dipaksa untuk lebih atensi terhadap ikhtiar kita untuk mewujudkan kota yang inklusif untuk semua. Itu pertama,” ucapnya.

Kedua, lanjut Bima Arya, pemerintah daerah dipaksa untuk lebih piawai berkolaborasi dengan pentahelix. Sebab menurutnya tidak mungkin ini bisa jalan jika hanya pemerintah kota dan pihak swasta.

“Ini butuh kajian, butuh teman-teman dari NGO, dan butuh edukasi untuk memberi pemahaman kepada perusahaan atau penyedia kerja. Jadi sins of collaboration kita akan diuji, kemampuan kita untuk mengakomodir pentahelix itu akan diuji,” paparnya.

Terakhir, Pengarusutamaan Pusat Ketenagakerjaan Inklusif merupakan suatu platform yang harus terus disempurnakan. Sehingga memaksa kepala daerah bekerja secara detail.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Nasional

Lis Tabuni: Damai Natal Jadi Pendorong Perjuangan Kesetaraan di Tanah Papua

Published

on

Kitasulsel—PAPUA TENGAH – Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Lis Tabuni, dari daerah pemilihan Papua Tengah sekaligus Wakil Ketua Badan Kerja Sama Parlemen (BKSP) DPD RI, menyampaikan ucapan Selamat Hari Natal kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Papua Tengah.

Dalam pesan Natalnya, Lis Tabuni menyampaikan harapan agar perayaan Natal tahun ini membawa damai dan sukacita bagi semua umat Kristiani, terutama di Tanah Papua.

Sebagai seorang aktivis perempuan Papua yang dikenal lantang menyuarakan kesetaraan gender, beliau juga mengingatkan pentingnya momen Natal untuk memperkuat semangat kebersamaan, persatuan, dan keadilan di tengah keberagaman.

“Natal adalah saat yang indah untuk merenungkan kasih dan pengorbanan. Semoga damai Natal membawa perubahan positif, tidak hanya dalam kehidupan pribadi kita, tetapi juga dalam membangun Papua yang lebih inklusif dan sejahtera. Mari kita jadikan semangat Natal sebagai pendorong perjuangan untuk kesetaraan dan keadilan di Tanah Papua,” ujar Lis Tabuni.

Beliau juga mengajak masyarakat Papua Tengah untuk menjadikan Natal sebagai momen introspeksi dan komitmen untuk terus menjaga toleransi antarumat beragama.

Sebagai tokoh yang kerap memperjuangkan hak-hak perempuan dan masyarakat adat di Papua, Lis Tabuni menekankan pentingnya peran perempuan dalam membangun harmoni dan kesejahteraan keluarga serta masyarakat.

“Selamat Hari Natal 2024. Kiranya kasih dan damai Kristus menyertai kita semua. Tuhan memberkati Papua dan seluruh Indonesia,” tutupnya.

Pesan Natal ini menjadi pengingat bahwa dalam kebersamaan dan kasih, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik untuk Tanah Papua dan bangsa Indonesia secara keseluruhan. (asp)

Continue Reading

Trending