Connect with us

Penutupan Rakorsus Pemkot Makassar 2023, Wakil Wali Kota Makassar Tekankan Pentingnya Kolaborasi Seluruh OPD

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) Pemkot Makassar Tahun 2023, berjalan lancar selama kurang lebih 12 jam 30 menit. Hal ini menjadi hal yang luar biasa, sebagai bukti komitmen seluruh OPD Pemkot Makassar menjadikan Makassar dua kali tambah baik.

Demikian disampaikan Wakil Wali Kota Makassar, Fatmawati Rusdi saat menutup secara resmi Rakorsus didampingi oleh Sekda Kota Makassar, Muh Ansar, Ketua TP PKK Makassar, Indira Yusuf Ismail, para asisten, dan Tim Ahli Pemkot Makassar, Rabu dini hari (15/03/2023).

“Setelah mendengarkan pemaparan seluruh OPD, dapat menjadi rujukan menghadapi berbagai permasalahan yang ada di Makassar,” ujarnya.

Salah satu hal yang menjadi penekanan Fatmawati Rusdi pentingnya koordinasi dan kolaborasi antar OPD, dalam upaya menyukseskan program strategis.

“Ego sektoral tolong dihilangkan, karena kerja-kerja kolaborasi, koordinasi yang baik, sangat dibutuhkan,” lanjutnya.

Demikian pula terkait beberapa OPD di Tahun 2022 lalu, memiliki serapan anggaran yang masih rendah, menjadi catatan dan pembelajaran, dan diharapkan di Tahun 2023 dapat lebih maksimal.

Hal lain, yang menjadi catatan dari Wakil Wali Kota Makassar untuk seluruh OPD, agar program prioritas memiliki outcome yang jelas, tepat sasaran dan memiliki indikator yang jelas  pula.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Provinsi Sulawesi Selatan

Pemprov Sulsel Bangun 1.657 Unit Apartemen Ikan untuk Tingkatkan Produktivitas Nelayan dan Pulihkan Ekosistem Laut

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) telah membangun 1.657 unit apartemen ikan sepanjang tahun 2025 untuk mendukung pengembangan kawasan perikanan rakyat dan pemulihan ekosistem laut.

Program ini tersebar di 13 titik lokasi di Sulsel, yaitu Makassar, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, Kepulauan Selayar, Pangkep, Barru, Pulau Panikiang (Barru), Pinrang, Luwu Timur, dan Palopo, dengan total luasan sekitar 11 hektar di wilayah pesisir. Beberapa lokasi strategis seperti Pulau Panikiang, Selayar, dan Sinjai dipilih karena potensi ekologi yang tinggi, sementara Makassar, Takalar, dan Pangkep fokus pada peningkatan produktivitas nelayan.

Program apartemen ikan ini merupakan bagian dari visi Gubernur Andi Sudirman Sulaiman dan Wagub Fatmawati Rusdi dalam mendorong pemulihan ekosistem laut sekaligus meningkatkan kesejahteraan nelayan berbasis ekonomi biru, sejalan dengan cita-cita Presiden Prabowo Subianto.

Menurut Kepala DKP Sulsel, M. Ilyas, apartemen ikan berfungsi sebagai habitat buatan yang menjadi tempat berlindung, berkembang biak, dan berkumpulnya ikan, sehingga membantu nelayan menangkap ikan lebih efisien.

“Apartemen ikan ini mempersingkat waktu nelayan mencari ikan. Dengan titik-titik baru yang produktif, nelayan bisa menghemat BBM, menekan biaya operasional, dan meningkatkan pendapatan,” ujar Ilyas, Minggu (7/12/2025).

Setiap modul apartemen ikan dirancang untuk menjadi spawning ground dan nursery ground, meningkatkan keanekaragaman hayati, sekaligus mendukung pertumbuhan terumbu karang buatan. Diperkirakan satu modul dapat menghasilkan 40–90 kg ikan per bulan atau 500–1.000 kg per tahun, dengan asumsi 60% biomassa dapat dipanen secara berkelanjutan. Dengan 1.657 modul, potensi tangkapan tahunan mencapai 596 ton ikan, senilai ekonomi sekitar Rp 20,9 miliar per tahun. Jika dihitung dalam jangka panjang, 5 tahun mendatang apartemen ikan ini bisa menghasilkan Rp 104,3 miliar dan 10 tahun Rp 208,7 miliar.

Pemasangan unit apartemen ikan dilakukan dengan memperhatikan kondisi oseanografi, kedalaman, substrat dasar perairan, dan pola arus, memastikan setiap lokasi dapat mendukung produktivitas nelayan dan pelestarian ekosistem laut.

Untuk tahun 2026, DKP Sulsel berencana melakukan pendampingan pemanfaatan dan pemeliharaan apartemen ikan, bekerja sama dengan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas), pemerintah kabupaten/kota, dan komunitas lokal.

“Dengan pengelolaan gotong royong, apartemen ikan ini menjadi aset bersama yang manfaatnya dapat dirasakan puluhan tahun ke depan,” tambah Ilyas.

Program ini sudah memberikan dampak nyata bagi nelayan. Abdul Gaffar, salah seorang nelayan dari Bulukumba, mengatakan, “Dulu kami harus melaut jauh dan lama untuk mencari ikan. Sekarang lebih cepat dapat ikan, dan ongkos BBM berkurang banyak.”

Langkah strategis ini menegaskan komitmen Pemprov Sulsel dalam mengembangkan ekonomi biru, memperkuat kesejahteraan nelayan, dan memulihkan ekosistem laut secara berkelanjutan.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel