Connect with us

Kementrian Agama RI

Pertama Kali Bertemu Menag, Ini Kesan ASN Kemenag NTT

Published

on

Kitasulsel–KUPANG Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar berkunjung ke Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis (05/12/2024).

Kunjungan tersebut bertepatan dengan Tanwir dan Milad Muhammadiyah ke 112 yang dilaksanakan secara nasional di Universitas Muhammadiyah Kupang.

Di sela-sela kunjugan tersebut, Menag Nasaruddin berkesempatan bertemu dengan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ini adalah momentum pertama kali Menag Nasaruddin Umar menyapa ASN Kemenag NTT usai ia dilantik Presiden Prabowo Subianto. Pertemuan yang dilaksanakan dengan tema Pembinaan ASN tersebut berlangsung singkat namun meninggalkan kesan mendalam.

“Wajah beliau (Menag Nasaruddin Umar) begitu teduh, tenang,” tutur Kepala Bidang Pendidikan Islam Kanwil Kemenag NTT Pua Monto.

Lain lagi pendapat Kepala Kantor Kemenag Kota Kupang Anton Ngaa Rua. Menurutnya, arahan Menag Nasaruddin amat dalam dan penuh makna. “Setiap kata yang dikeluarkan sungguh sangat bernas,” kata Anton.

BACA JUGA  Menag RI Pastikan Persiapan Haji 2025 Hampir Final: Jamaah Tidak Akan Tempati Mina Jadid

Kehadiran Menag Nasaruddin untuk pertama kalinya di Kantor Wilayah Kemenag NTT seakan menjawab kerinduan para ASN Kemenag yang brrtugas di bagian timur Indonesia.

“Sebenarnya kita berharap Bapak Menag berbicara lebih lama lagi. Ada begitu banyak pesan penting yang masih ingin kita dengar,” tutur seorang Kepala Seksi yang hadir sebagai peserta pembinaan.

Keberhasilan Kemenag

Keberhasilan Kementerian Agama tidak sebatas pada raihan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuagan. Bahwa itu penting tetapi jauh lebih penting, keberhasilan itu diukur dari sejauh mana umat beragama sangat dekat dengan ajaran agamanya masing-masing.

“Kerja Kementerian Agama dapat dikatakan berhasil jika sebagaian besar umat kita menghayati ajaran agama yang dianutnya secara benar,” jelas Menag.

BACA JUGA  Dr. Bunyamin Gaungkan Asta Protas di Sulsel: Dari Sukses Haji hingga Kurikulum Berbasis Cinta

Lebih lanjut Menag Nasaruddin berpesan bahwa balah satu indikator penghayatan ajaran agama yang benar adalah bagaimana memaknai perbedaan yang ada dengan baik. Perbedaan ibarat sebuah lukisan. Indah karena diberntuk dari berbagai warna dan elemen.

“Pluralitas adalah lukisan dari Tuhan. Jangan merusak lukisan itu. Menjadi tugas kita bersama adalah menjaga keindahan plutalitas itu dengan baik,” tutur Menag.

Karena itu, lanjut Menag, penting untuk mengembangkan apa yang disebut sebagai kurikulum cinta. Sebagaimana inti ajaran semua agama adalah cinta kasih maka kita pun mesti memulai dan melandasi segala sesuatu dengan cinta kasih.

“Kalau semua bekerja dengan cinta maka dengan sendirinya kedamaian dapat terwujud. Mari tebarkan cinta di tengah masyarakat,” pinta Nasaruddin.

BACA JUGA  Kemenag Salurkan Bantuan Senilai Lebih 310 Miliar Rupiah Bagi Dua Juta Yatim dan Penyandang Disabilitas

Di akhir arahannya, Menag berpesan agar Kepala Kanwil dan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota membangun hubungan baik dengan Pemerintah Daerah setempat. Lakukan pendekatan dengan sebaik-baiknya. Tunjukan bahwa jajaran kementerian agama dapat menjadi teladan bagi umat.

“Jaga lisan, busana, dan terutama perilaku kita. Kementerian agama itu ibarat lembar putih yang sedikit saja ternoda akan sangat kelihatan nodanya. Bekerjalah dengan ikhlas, tidak gampang berputus asa,” tegas Menag.

Kepala Kanwil Kemang NTT, Reginaldus Saverinus Sely Serang sangat senang atas kunjungan Menteri Agama di Kupang.

“Kita sangat bersyukur bahwa di sela-sela kesibukan, Menag sempat hadir bersama kita dan memberikan beberapa pesan penting bagi kita.

Semoga apa yang dipesankan ini dapat kita tindaklanjuti di tempat tugas kita masing-masing,” jelas Reginaldus. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Tenaga Ahli Menag RI Jadi Narasumber Sertifikasi Pembimbing Haji Mandiri 1447 H/2026 di Asrama Haji Sudiang

Published

on

MAKASSAR, KITASULSEL.COM — Tenaga Ahli Menteri Agama Republik Indonesia, Dr. H. Bunyamin M. Yapid, Lc., M.H., menjadi narasumber dalam kegiatan Sertifikasi dan Akreditasi Pembimbingan Petugas Haji Jalur Mandiri Tahun 1447 Hijriah/2026 Masehi yang dilaksanakan di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Minggu (14/12/2026).

Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 100 peserta yang berasal dari berbagai kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan, Kalimantan, serta sejumlah Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU). Sertifikasi dan akreditasi ini menjadi bagian dari upaya strategis pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia pembimbing haji agar pelayanan kepada jamaah semakin profesional dan terstandar.

Dalam pemaparannya, Dr. Bunyamin M. Yapid menyampaikan bahwa penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 patut disyukuri karena dapat berjalan dengan aman, tertib, dan relatif lancar, meskipun dihadapkan pada berbagai dinamika dan tantangan di lapangan. Keberhasilan tersebut, menurutnya, merupakan hasil dari sinergi dan kerja kolektif seluruh petugas haji.

BACA JUGA  Kemenag Salurkan Bantuan Senilai Lebih 310 Miliar Rupiah Bagi Dua Juta Yatim dan Penyandang Disabilitas

“Capaian positif penyelenggaraan haji 2025 harus menjadi modal evaluasi dan pembelajaran penting untuk terus meningkatkan kualitas layanan haji pada tahun-tahun mendatang,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa tantangan penyelenggaraan haji ke depan akan semakin kompleks. Oleh karena itu, seluruh petugas haji wajib memiliki pemahaman yang utuh terhadap problematika penyelenggaraan haji, regulasi berhaji, serta berbagai aspek pelayanan yang bersentuhan langsung dengan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan jamaah haji.

Menurutnya, melalui kegiatan sertifikasi dan akreditasi ini, para peserta memperoleh manfaat penting berupa peningkatan kompetensi bimbingan ibadah, pemahaman standar pelayanan jamaah, serta penguatan kapasitas dalam menghadapi persoalan di lapangan.

“Sertifikasi ini bukan sekadar formalitas, tetapi bekal pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang terukur bagi pembimbing haji, sehingga mampu menjalankan tugas secara profesional dan berintegritas,” jelasnya.

Ia juga menekankan bahwa seluruh petugas haji merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Semangat kebersamaan dan keikhlasan, kata dia, harus menjadi fondasi utama dalam menjalankan amanah pelayanan.

BACA JUGA  Menag Sebut Indonesia Tepat Jadi Pusat Peradaban Islam Baru

“Semua petugas haji adalah satu kesatuan yang utuh. Semangat yang ditanamkan harus sejalan dengan nawaitu sebagai pelayan jamaah, dengan prinsip one team, one spirit, one goal,” tegas Dr. Bunyamin.

Salah satu peserta, Ikbal, yang berasal dari Timika, Papua, mengaku sangat terbantu dengan materi yang disampaikan oleh narasumber. Menurutnya, pemaparan yang diberikan tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga memberikan motivasi untuk terus meningkatkan kapasitas diri sebagai petugas haji.

“Materi yang disampaikan sangat menarik dan memberikan motivasi tambahan untuk terus belajar tentang bagaimana menjadi petugas haji yang baik,” ujar Ikbal.

Ia menambahkan, materi yang disampaikan Dr. Bunyamin dinilai sangat aplikatif dan sarat makna.

“Materi yang disampaikan daging semua, ini bekal istimewa dari Pak Doktor,” ungkapnya.

Diketahui, Dr. H. Bunyamin M. Yapid selain menjabat sebagai Tenaga Ahli Menteri Agama RI, juga merupakan dosen Manajemen Haji dan Umrah (MHU) UIN Alauddin Makassar. Ia juga tercatat sebagai angkatan pertama dalam sertifikasi pembimbing haji, sehingga pengalamannya dinilai sangat relevan dan kontekstual dengan kebutuhan petugas haji saat ini.

BACA JUGA  Tenaga Ahli Menag RI Jadi Narasumber Sertifikasi Pembimbing Haji Mandiri 1447 H/2026 di Asrama Haji Sudiang

Sertifikasi dan akreditasi pembimbing haji jalur mandiri ini dilaksanakan oleh Kementerian Agama melalui Kemenhaj dan Umrah Provinsi Sulawesi Selatan, dan berlangsung selama 12 hingga 18 Desember 2025. Selama kegiatan berlangsung, peserta mendapatkan pembekalan materi terkait kebijakan haji, bimbingan manasik, standar pelayanan jamaah, hingga etika pendampingan di Tanah Suci.

Melalui kegiatan ini, diharapkan para pembimbing haji memiliki kompetensi, integritas, dan kesiapan pelayanan yang semakin baik, sehingga mampu melanjutkan dan meningkatkan capaian positif penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 menuju pelaksanaan haji 1447 H/2026 M yang lebih aman, nyaman, dan berkualitas bagi jamaah Indonesia.

 

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel