Connect with us

Pemprov Sulbar

Pj Gubernur Bahtiar Tinjau Harga Komoditas di Pasar dan Laksanakan Gerakan Pangan Murah

Published

on

Kitasulsel–MAMUJU Penjabat Gubernur Sulawesi Barat Bahtiar Baharuddin meninjau harga bahan pokok di pasar jelang natal dan tahun baru, Kamis 12 Desember 2024

Turut mendampingi Wakapolda Sulbar, Danlanal, Perwakilan Korem 142/Tatag, Kabinda, BI, Kadis Ketapang Sulbar, dan jajaran Pemprov Sulbar.

Usai meninjau harga di pasar Pj Bahtiar juga mendatangi Gerakan Pangan Murah atau pasar murah di Lapangan Rangas Mamuju.

Hal ini, dilakukan agar harga bahan pokok tidak mengalami kenaikan signifikan menjelang natal dan tahun baru.

Salah satu pengusaha di pasar Afdal mengatakan harga bahan pokok saat ini masih dalam keadaan normal. Ada kenaikan namun tidak terlalu signifikan.

“Sementara ini harga bahan pokok masih normal. Adapun yang naik hanya telur tapi tidak tinggi dimana sebelumnya Rp 48 ribu sekarang Rp 50 ribu, kalau beras naiknya Rp 200 rupiah per kilonya,” kata Afdal.

BACA JUGA  Pj Bahtiar Serahkan Bantuan Rehabilitasi Rumah Bagi Korban Banjir di Desa Sondoang Mamuju

Sedangkan, Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin mengungkapkan bahwa peninjauan dan pengendalian dilakukan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto dan Mendagri baru-baru ini di pusat.

“Dua hari ini kita benar-benar mengecek pergerakan atau stabilisasi harga pangan sesuai instruksi Presiden RI dan Mendagri. Alhamdulilllah secara umum inflasi Sulbar cukup bagus diangka 1,18 persen,” ucap Bahtiar.

Ia menambahkan bahwa memang bulan November 2024 terjadi deflasi dibeberapa komoditi yang produksinya meningkat seperi ikan layang hingga beras.

“Kami cek langsung kemarin gudangnya cukup stoknya baik itu beras maupun minyak. Harga dipasar juga ini semua komoditi cukup stabil hanya bawang merah naik sedikit. Mudah-mudah akhir tahun ini bisa melimpah produksinya,” tambahnya.

BACA JUGA  Membentuk Satgas Kesehatan Pilkada, Satgas Kebencanaan, dan Konsisten GPM, Kemendagri Apresiasi Kinerja Pj Bahtiar

Namun, secara umum kenaikan komoditi ini masih sebatas normal, seperti bawang dari enrekang dijual Rp25 ribu dan dijual di pasar Rp 35 ribu.

“Jadi masih wajar kenaikannya, cabe rawit juga normal. Ini harus kita jelaskan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) persentasi pergerakannya tinggi, itu karena deflasi tadi produksinya banyak harganya menuju normal makanya persentasenya tinggi, seperti tadi kita cek harga daging ayam ras per kilonya normal Rp 40 ribu,” jelasnya.

Makanya, sesuai arahan Presiden hulunya masalah ini diselesaikan, dimana Sulbar harus produksi sendiri seperti cabe di Majene dan Polman tinggal ditambah dengan bantuan.

“Sebenarnya ini bisa kita selesaikan, sama halnya masih ada dua kabupaten belum ada gudang bulog yakni Mamasa dan Mamuju Tengah,” ujarnya.

BACA JUGA  Pj Gubernur Bahtiar Hadiri Uji Coba Makan Bergizi Gratis di SMKN 1 Mamuju dan Bagikan Bantuan

Termasuk, belum adanya gudang basa untuk menampung komoditi seperti cabe, bawang, tomat dan komoditas lainnya.

“Kita harap kedepannya hulunya diselesaikan, sehingga perlu dibantu pemerintah pusat. Jadi kondisi ini harus ditahu pusat agar bisa dibantu,” tandasnya. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Pemprov Sulbar

Menanam Cavendish di Polman, Pj Bahtiar Serukan Anak Muda Tidak Perlu Lagi ke Kota Cari Kerjaan

Published

on

Kitasulsel–MAMUJU Penjabat Gubernur Sulawesi Barat Bahtiar Baharuddin menghadiri pembentukan Asosiasi Pisang Cavendish Polman di Desa Sumarrang Kecamatan Campalagian Polman Jumat (20/12/2024).

Kehadiran Bahtiar yang pernah digelari oleh Wapres Ma’ruf Amien sebagai Gubernur Cavendish tersebut disambut hujan saat hendak memulai menanam pisang cavendish di desa yang jaraknya 16 Kilometer dari ruas jalan provinsi Sulbar.

Dalam sambutannya, Bahtiar terus memompa semangat pemuda pemuda di desa khususnya desa Sumarrang agar mulai sekarang menggiatkan menanam pisang cavendis dan tanaman jenis hortikultura lainnya.

“Jangan lagi berpikir mau ke kota mencari pekerjaan. Manfaatkan lahan dan kebun serta hamparan yang ada di Polman ini untuk ditanami cavendish” imbau Bahtiar disambut aplaus oleh para petani yang hadir di bawah guyuran hujan.

BACA JUGA  Pemprov Sulbar Serahkan Ranperda APBD 2025 ke Legislatif, Usung Tema Akselerasi Peningkatan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat

Jangan berpikir lagi mau ke kota lanjut Bahtiar seraya menjelaskan dan menceritakan keuntungan petani di tempat lain yang sudah sukses menanam pisang cavendish.

“Di kota juga makin sepi lapangan kerja. Manfaatkan lahan lahan kita. Nanti di sana hanya bengong dan menganggur” tandasnya.

Menjadi petani holtikultura sebut suksesor pisang cavendisi di Sulsel ini sangat menjanjikan. Hanya dalam tempo delapan bulan pemuda dapat meraup penghasilan antara Rp. 180 juta hingga Rp.200 juta rupiah sekali dalam satu hektar.

Hal ini pun diamini oleh pula Manager Relation PT. Citra Agri Pratama (CAP) selaku offtaker sekaligus pendamping petani yang menanam pisang cavendis di Sulsel dan Sulbar. Kata dia, para petani di Sulsel telah sukses panen perdana dan hasilnya telah diekspor ke Arab Saudi.

BACA JUGA  Pj Bahtiar Serahkan Bantuan Rehabilitasi Rumah Bagi Korban Banjir di Desa Sondoang Mamuju

Bahtiar menceritakan bagaimana dirinya sempat didemo saat memulai mewacanakan menanam pisang cavendish di Sulsel termasuk di kampung halamannya sendiri Kabupaten Bone.

“Padahal saya menggunakan uang pribadiku untuk menanam pisang cavendish.semata mata untuk memberi contoh” jelasnya.

Tapi menurut dia, itulah resiko sebab dirinya berniat baik untuk meningkatkan kesejahtraan warga di desa dengan cara memanfaatkan lahan lahan yang kosong.

Bahkan Bahtiar merinci bagaimana dirinya berdiskusi dengan pihak perbankan, OJK dan Bank Indonesia untuk menciptakan skema KUR khusus bagi petani di pedesaan, yang berbeda dengan skema KUR pada umumnya.

Skema itulah yang kini diterapkan oleh perbankan terhadap para petani pisang cavendish baik di Sulawesi Selatan dan kini merambah ke Sulawesi Barat. Pihak perbankan dan petani yakin sebab adanya jaminan offtaker untuk membeli hasil kebun para petani. (*)

BACA JUGA  Sulbar Peringkat Kedua Digitalisasi Sistem Pembayaran di Sulawesi
Continue Reading

Trending