Connect with us

Provinsi Sulawesi Selatan

Pj Gubernur Sulsel: Distribusi Pupuk 2.9 T Bukan Tugas Kementan, Tapi tugas BUMN Pupuk Indonesia

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan, Fadjry Djufry, menegaskan bahwa distribusi pupuk bersubsidi bukan merupakan kewenangan Kementerian Pertanian (Kementan), melainkan dilakukan oleh BUMN Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC).

Penegasan ini disampaikan Fadjry untuk meluruskan sejumlah pemberitaan di media massa yang keliru.

Menurut Fadjry, Kementan hanya bertugas mengatur kebijakan alokasi pupuk bersubsidi, sementara distribusinya dilaksanakan langsung oleh PIHC kepada distributor dan kios resmi di tingkat lapangan. “Pupuk bersubsidi disalurkan oleh PIHC, dan petani dapat menebusnya secara langsung di kios sesuai mekanisme yang telah ditentukan,” jelasnya.

Sebagai birokrat yang sudah lama juga di bidang pertanian, Fadjry mengatakan kebutuhan alokasi setiap daerah telah ditetapkan melalui sistem eRDKK.

BACA JUGA  Tinjau Lokasi Banjir di Makassar, Prof Fadjry Djufry Harap Ada Solusi Permanen untuk Warga Terdampak

Pada lain pihak, Direktur Pemasaran PIHC, Tri Wahyudi Saleh, juga menambahkan bahwa selama ini pihaknya telah menyebarkan pupuk bersubsidi pada seluruh petani di Indonesia yang telah tercatat sebagai penerima bantuan. Tri menambahkan alokasi dan distribusi pupuk subsidi semakin baik dari tahun ke tahun.

“Kami telah membuat sistemnya, dan alhamdulilah proses distribusinya pun kita terus sempurnakan. Selama ini Kementan menetapkan alokasinya, PIHC mendistribusi,” tegas Tri.

Tri juga menekankan bahwa alokasi pupuk bersubsidi diputuskan oleh Presiden bersama 12 kementerian terkait. Untuk tahun 2025, total alokasi subsidi mencapai Rp 46,8 triliun, dengan volume sebesar 9,55 juta ton. Alokasi ini mencakup seluruh provinsi di Indonesia, termasuk Sulawesi Selatan yang mendapatkan 922 ribu ton atau senilai Rp 4,1 triliun.

BACA JUGA  Kemenpan-RB Sedang Menilai Kematangan SPBE Pemprov Sulsel 2024

Berdasarkan Keputusan pemerintah, alokasi pupuk bersubsidi untuk tahun 2025 adalah sebagai berikut Jawa Timur 1,88 juta ton (Rp 8,87 triliun), Jawa Tengah 1,38 juta ton (Rp 6,74 triliun), Jawa Barat 1,10 juta ton (Rp 5,33 triliun), Sulawesi Selatan 922 ribu ton (Rp 4,1 triliun), Lampung 812 ribu ton (Rp 4,21 triliun), dan Sumatera Utara 517 ribu ton (Rp 2,56 triliun).

Kepala. Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Moch Arief Cahyono mengimbau berbagai pihak agar distribusi pupuk bersubsidi tidak dipolitisasi.

“Pupuk bersubsidi adalah program strategis pemerintah untuk mendukung sektor pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani. Kami berharap isu ini tidak dimanfaatkan untuk kepentingan politik,” ujar juru bicara Kementan.

BACA JUGA  Presiden Kumpulkan Kepala Daerah di IKN, Prof Zudan Arif Fakrulloh Dengarkan Pesan Penting, Ini Isinya!

Arief menambahkan tidak mungkin distribusi pupuk bersubsidi dihentikan hanya karena alasan politis, seperti pemilu, pilpres ataupun pilkada. Pemerintah juga memastikan tambahan alokasi pupuk berlaku merata di seluruh Indonesia.

“Pemerintah, melalui peningkatan alokasi pupuk bersubsidi, menunjukkan komitmen serius terhadap sektor pertanian sebagai salah satu prioritas utama di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto,” tutup Arief. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Provinsi Sulawesi Selatan

Gubernur Andi Sudirman Luncurkan Lima Juta Kilogram Benih Padi Gratis untuk Petani Sulsel

Published

on

Kitasulsel–MAKASSAR Upaya meningkatkan produktivitas pertanian di Sulawesi Selatan kembali dipertegas melalui peluncuran Program Mandiri Benih Padi Andalan Sulsel Tahun 2025. Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, secara resmi melepas bantuan benih sebanyak 5 juta kilogram kepada para petani dalam acara yang digelar di kawasan Center Point of Indonesia (CPI) Makassar, Minggu (16/11/2025).

Program strategis tersebut dialokasikan melalui APBD Provinsi Sulsel dengan nilai anggaran mencapai Rp75 miliar. Bantuan ini diperuntukkan bagi 9.896 kelompok tani yang tersebar di seluruh Sulsel. Total benih padi unggul sebanyak 5.000 ton itu akan ditanam di lahan seluas 200.000 hektare dan dibagikan secara gratis.

Sebanyak 300 truk yang memuat benih diberangkatkan langsung oleh Gubernur menuju kabupaten/kota untuk selanjutnya disalurkan kepada kelompok tani dan penerima individu. Dalam sambutannya, Andi Sudirman menjelaskan bahwa pemerintah provinsi tidak hanya menyiapkan benih padi, tetapi juga dukungan alat dan mesin pertanian.

BACA JUGA  Di Bawah Kepemimpinan Prof Zudan, 6,5 Juta Bibit Kopi, Kakao, Kelapa, Durian, Sukun, Alpukat Ditanam di Sulsel Bangkitkan Hortikultura Unggul

“Hari ini kita meluncurkan Mandiri Benih Andalan, totalnya Rp75 miliar untuk benih. Sementara untuk alsintan sekitar Rp20 miliar, sehingga total keseluruhan dukungan mencapai Rp116 miliar,” ucapnya.

Gubernur menegaskan bahwa program tersebut merupakan bagian dari dukungan Sulawesi Selatan terhadap agenda Astacita Presiden Prabowo Subianto, khususnya terkait Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang membutuhkan peningkatan produksi beras nasional.

“Saya bersama Ibu Wagub dan jajaran DPRD Sulsel terus bersinergi dalam memperkuat swasembada pangan yang menjadi fokus pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian,” terang Andi Sudirman.

Target produksi padi Sulsel pada 2025 juga diproyeksikan meningkat signifikan, yakni mencapai 5,40 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara 3,10 juta ton beras, naik 12,05 persen dibanding tahun sebelumnya.

BACA JUGA  Launching Gerakan Serbu Pasar: Dorong Akses Pasar dan Kolaborasi Perdagangan di Indonesia Timur

Pada kesempatan yang sama, pemerintah provinsi turut menyerahkan berbagai dukungan pertanian lainnya, termasuk benih jagung, bibit kopi dan durian, serta alsintan seperti hand tractor, combine harvester, cultivator, dan hand sprayer.

Andi Sudirman mengajak seluruh pemangku kepentingan—mulai dari penyuluh, pengawas benih, dinas pertanian kabupaten/kota, termasuk pihak perbankan—untuk bersama-sama menyukseskan program tersebut.

Sulawesi Selatan kini mengelola lebih dari 660 ribu hektare lahan sawah, dengan proyeksi luas panen tahun 2025 mencapai 1,04 juta hektare atau meningkat 9,14 persen. Kenaikan ini memperkuat posisi Sulsel sebagai salah satu penyangga terbesar stok beras nasional.

“Bapak Presiden selalu menekankan pentingnya ketahanan pangan daerah. Berdasarkan ubinan BPS, hasil panen kita meningkat dari 8 ton per hektare menjadi 13 ton. Ini pertumbuhan sekitar 20 persen,” jelasnya.

BACA JUGA  Tinjau Lokasi Banjir di Makassar, Prof Fadjry Djufry Harap Ada Solusi Permanen untuk Warga Terdampak

Dengan peluncuran program ini, Pemerintah Provinsi Sulsel menegaskan komitmennya untuk terus menjaga stabilitas pangan nasional dan memperkuat peran Sulsel sebagai lumbung pangan terbesar di Indonesia.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel