Connect with us

Kementrian Agama RI

Imlek 2025, Menag: Pemimpin Lurus Junjung Tinggi Kebenaran, Tidak Salahgunakan Kekuasaan

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar memberikan pesan khusus dalam perayaan Imlek Nasional di Sasana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur. Menag berbicara tentang kepemimpinan sesuai tema Imlek 2025, ‘Perilaku Lurus Pemimpin akan Meluruskan Hati Seluruh Rakyat’.

Menurut Menag, tema Imlek tahun ini menjadi pengingat untuk semua, baik yang menduduki jabatan maupun yang tidak. Pemimpin laksana angin, dan rakyat laksana rumput. Ke mana angin mengarah, maka ke situ rumput merebah.

Dikatakan Menag, seorang pemimpin memiliki pengaruh besar terhadap perilaku, sikap, dan moral rakyatnya. Jika pemimpin menunjukkan sikap jujur, adil, dan berintegritas, maka rakyat pun akan terinspirasi meneladan mengikuti nilai-nilai tersebut.

“Pemimpin yang lurus senantiasa menjunjung tinggi kebenaran, tidak menyalahgunakan kekuasaan, dan senantiasa bertindak sesuai dengan prinsip keadilan dan kebersamaan,” pesan Menag di Jakarta, Minggu (9/2/2025).

BACA JUGA  Sampaikan Duka Mendalam, Menag Doakan Affan Termasuk Syuhada

Hadir, Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming, sejumlah Menteri Koordinator, para Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih, Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia, para Ketua Organisasi Keagamaan, para rohaniwan Khonghucu, tokoh agama, dan tamu undangan.

“Indonesia adalah Bangsa yang majemuk. Untuk memimpin Bangsa yang kaya akan keberagaman dalam segala aspek ini diperlukan Pemimpin yang lurus dalam ucapan dan perilakunya,” sambungnya.

Bagi Menag Nasaruddin Umar, tema Imlek 2025 sangat relevan dengan upaya membangun bangsa Indonesia yang lebih baik, lebih maju dan modern.

Dalam konteks Indonesia, seorang pemimpin yang lurus adalah pemimpin yang memiliki integritas, kejujuran, dan komitmen terhadap keadilan serta kesejahteraan rakyat.

BACA JUGA  Digitalisasi Turats, Internasionalisasi Santri: Refleksi atas MQKI 2025

Sejarah bangsa Indonesia menunjukkan bahwa keberhasilan kita menjaga persatuan did alam keberagaman sangat dipengaruhi oleh teladan pemimpin yang memprioritaskan kepentingan rakyat di atas segala-galanya.

Ini juga seperti yang diajarkan Nabi Kongzi, ‘Seorang Kuncu atau insan kamil mengutamakan kepentingan umum, bukan kelompok, seorang rendah budi mengutamakan kelompok bukan kepentingan umum’.

Bina Umat Khonghucu

Terkait pelayanan dan pembinaan umat Khonghucu, Menag mengatakan bahwa ada sejumlah program yang sudah dijalankan Kementerian Agama.

Program itu misalnya, Pembangunan Sekolah Tinggi Agama Khonghucu Indonesia Negeri di Bangka Belitung, bantuan beasiswa mahasiswa Khonghucu, bantuan tempat ibadah/biokong/sekolah minggu, pemenuhan buku keagamaan dan kitab suci Kegamaan, serta perayaan hari raya keagamaan.

BACA JUGA  Pesan Menag pada Peserta Nikah Masal di Istiqlal

Menag Nasaruddin Umar menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Perayaan Imlek Nasional 2025. Selaku Menteri Agama, dirinya akan selalu berusaha memberikan pelayanan kepada umat Khonghucu secara optimal dan setara tanpa perbedaan.

“Semoga ikhtiar baik kita senantiasa dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya. Saya berharap agar di tahun baru ini, kita bersama-sama terus berkomitmen kuat untuk memperkokoh dan membangun Indonesia yang lebih damai, lebih sejahtera, dan penuh kasih sayang. Sekali lagi, Selamat Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua,” tutup Menag Nasaruddin Umar. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Wamenag Dukung Santri Film Festival: Bentuk Dakwah Kultural dan Ekonomi Kreatif Pesantren

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Wakil Menteri Agama Muhammad Syafii mendukung penyelenggaraan Santri Film Festival (Sanffest) 2025 sebagai bentuk dakwah kultural sekaligus penguatan ekonomi kreatif di lingkungan pesantren. Hal ini disampaikan Romo Syafii saat menerima audiensi Tenaga Ahli Menteri Kebudayaan Neno Warisman dan tim di Jakarta.

“Pesantren itu tidak hanya tempat pendidikan dan dakwah, tapi juga punya fungsi pemudayaan masyarakat,” ujar Wamenag Muhammad Syafii, Senin (27/10/2025).

“Kita ingin santri-santri kita yang punya minat dan bakat bisa berkreasi di bidang digital dan sinema. Film yang dibuat tidak hanya hiburan dan informasi, tapi juga berisi nilai-nilai ketauhidan,” lanjutnya.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut Staf Khusus Menag Nona Gayatri Nasution, serta Tenaga Ahli Wamenag Junisab Akbar dan Jaka Setiawan.

BACA JUGA  Dari Tanah Suci, Menag Ajak Masyarakat Gunakan Hak Pilih dan Doakan Pilkada Berjalan Lancar

Menurut Romo Syafii, Santri Film Festival menjadi sarana strategis bagi santri untuk mengembangkan potensi kreatif sekaligus menanamkan nilai-nilai keislaman melalui karya sinema. “Film bisa menjadi medium dakwah yang halus dan modern. Kalau dikelola baik, ia bukan hanya alat dakwah, tapi juga sumber ekonomi kreatif pesantren,” jelasnya.

Sanffest mengusung tiga fokus utama: dakwah kultural, literasi sinema, dan ekosistem kreatif pesantren. Programnya mencakup pelatihan film, workshop nasional, kompetisi film pendek, dan malam penganugerahan yang akan digelar pada Desember 2025.

Sanffest 2025 menargetkan jangkauan ke 42.000 pesantren melalui jaringan Direktorat Jenderal Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, dengan partisipasi 1.800 santri aktif dari seluruh provinsi. Sebanyak 120 film pendek tematik akan diproduksi, mengangkat tema Islam, budaya, dan sosial.

BACA JUGA  Menag Sebut 30 Profesor Alumni Bahrul Ulum, Bukti Pesantren Jadi Lumbung Intelektual Islam

Rangkaian kegiatan ini juga akan melahirkan Balai Akademi Sanffest, wadah pelatihan dan inkubasi santri kreatif.

“Saya apresiasi langkah Kementerian Kebudayaan yang menggagas Sanffest. Kalau ini berhasil, insya Allah bisa jadi kalender tahunan agar anak-anak kita punya kreativitas. Ke depan, mereka bisa berdaya di bidang digital dan sinema,” pungkas Wamenag Muhammad Syafii.

“Alhamdulillah, Romo Syafii dalam posisi mengayomi rencana besar untuk putra-putri kita di pesantren-pesantren di seluruh Indonesia. Insyaallah akan diundang untuk mengikuti festival film santri yang segera dilakukan workshop-nya pada tanggal 1, 2, 8, dan 9 November,” ujar Neno Warisman, Tenaga Ahli Menteri Kebudayaan.

Menurut Neno Warisman, program ini tidak hanya menghadirkan festival film, tetapi juga mencakup pengembangan kapasitas santri dalam bidang perfilman dan digital. “Kita ingin melangkah untuk membuat edukasi dalam hal perfilman dan digital profesional. Mudah-mudahan semua dimudahkan oleh Allah SWT,” tambahnya. (*)

BACA JUGA  Temui Penyintas Banjir di Bali, Menag Salurkan Bantuan Rp300 Juta
Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel