Connect with us

Kementrian Agama RI

Sinergi dan Hati yang Tulus, Kunci Pesan Haji dari Dr. H. Bunyamin Yapid di Medan

Published

on

KITASULSEL—MEDAN,— Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan haji, Tenaga Ahli Menteri Agama RI Dr. H. Bunyamin M. Yapid, Lc., M.H., menghadiri kegiatan bimbingan teknis tugas dan fungsi Ketua Regu dan Ketua Rombongan Jemaah Haji Kota Medan Tahun 1446 H/2025,Rabu 23/04/2025.

Kegiatan ini digelar di Asrama Haji Medan dengan tema “Meningkatkan Mutu Pelayanan Haji dalam Mendukung Program Haji Berkeadilan, Ramah Lansia dan Ramah Disabilitas.”

Turut hadir Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara H. Ahmad Qosbi, S.Ag., M.M., Kepala Kemenag Kota Medan, Ketua Forum KBIH, serta para Ketua Regu dan Ketua Rombongan jemaah haji se-Kota Medan.

Kakanwil Kemenag Sumatera Utara, H. Ahmad Qosbi dalam sambutannya menyatakan bahwa kesiapan pelaksanaan haji tahun 2025 oleh Kanwil Kemenag Sumut telah mencapai 100%.

BACA JUGA  Staff Khusus Mentri Agama: Annur Travel Jadi Contoh Sukses Travel Umrah di Indonesia

“Alhamdulillah, semua tahapan persiapan berjalan lancar berkat kerja keras semua pihak, termasuk dukungan penuh dari Kementerian Agama RI,” ujarnya.

Beliau juga menekankan pentingnya integritas, kepedulian, dan profesionalisme seluruh petugas dalam melayani jemaah haji.

“Pesan Menag RI Prof. Nasaruddin Umar selalu kami pegang teguh: melayani tamu Allah adalah amal ibadah yang besar pahalanya. Maka perlu kekuatan fisik dan spiritual,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dr. H. Bunyamin M. Yapid menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antara Ketua Regu, Ketua Rombongan, KBIHU, dan petugas kloter.

“Peran para ketua adalah wajah dari Kementerian Agama. Kinerja yang solid dan harmonis akan menciptakan penyelenggaraan haji yang profesional dan humanis,” ujarnya.

BACA JUGA  Hari Suci Nyepi, Menag Ajak Jadikan Momen Instrospeksi dan Jaga Harmoni

Ia juga mengajak seluruh petugas untuk menyatukan visi dan semangat sebagai satu tim yang kuat.

“Sebagaimana disampaikan oleh Menag RI, semangat Super Team harus diwujudkan dengan semangat One Team, One Goal, One Spirit,” tegasnya.

Kanwil Kemenag Sumatera Utara pada musim haji tahun ini akan memberangkatkan sebanyak 8.328 jemaah dari berbagai kabupaten/kota.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag: Selawat Wujud Cinta Terdalam kepada Rasulullah

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al-Munawar, Kantor Kementerian Agama Jakarta, Senin (15/9/2025), berlangsung khidmat. Menteri Agama Nasaruddin Umar yang hadir dalam acara tersebut mengajak umat Islam memperdalam kecintaan kepada Rasulullah dengan memperbanyak selawat.

Turut hadir dalam acara tersebut Staf Khusus Menteri Agama Gugun Gumilar, Sekretaris Jenderal Kamaruddin Amin, para pejabat eselon I, II, dan III, pengurus DKM Masjid Al-Munawar, serta pegawai Kementerian Agama.

 

Acara diawali dengan lantunan Mahalul Qiyam, pujian dan selawat yang dilantunkan bersama untuk mengagungkan Nabi Muhammad SAW. Dalam tausiyahnya, Menag menegaskan bahwa berselawat merupakan salah satu bentuk cinta terdalam kepada Nabi.

“Cinta pertama kita adalah Rasulullah, dan di atasnya ada Allah SWT. Wujud rasa cinta kita kepada beliau adalah dengan berselawat,” ujar Menag.

BACA JUGA  Menag, Nilai-Nilai Humanitarian Islam Jangkar Merajut Keberagaman Indonesia

Ia menjelaskan, memperingati Maulid Nabi tidak hanya dimaknai sebagai perayaan kelahiran, tetapi juga sebagai momentum mengenang haul atau wafatnya Rasulullah. Menurutnya, peringatan ini penting agar umat Islam tidak sekadar bersukacita, tetapi juga merenungi teladan dan ajaran yang diwariskan Nabi hingga akhir hayatnya.

Menag juga menggarisbawahi keutamaan selawat sebagai jalan meraih syafaat Rasulullah. Ia mengutip pandangan Imam Al-Ghazali yang menyebutkan bahwa selawat dapat menjadi kunci pembuka agar doa lebih mudah dikabulkan Allah SWT.

 

“Selawat bukan sekadar bacaan lisan, melainkan ungkapan kerinduan dan kecintaan kita yang paling dalam. Saat berselawat, kita seakan berbicara langsung dengan Rasulullah,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Menag juga menyampaikan makna di balik tradisi berdiri saat berselawat.

BACA JUGA  Hari Suci Nyepi, Menag Ajak Jadikan Momen Instrospeksi dan Jaga Harmoni

“Alasan kita berdiri adalah sebagai bentuk penghormatan tertinggi kepada Nabi. Ketika berselawat, kita menyambut roh Rasulullah yang diyakini hadir di tengah-tengah kita,” jelasnya. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel