Connect with us

Nasional

Kapolri Lakukan Mutasi Besar, Komjen Dedi Prasetyo Diangkat Jadi Wakapolri dan Irjen Karyoto Menjabat Kabaharka

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA , 6 Agustus 2025 – Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) kembali melakukan mutasi besar-besaran di jajaran perwira tinggi. Berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor ST/1764/VIII/KEP/2025 tertanggal 5 Agustus 2025, sebanyak 61 perwira tinggi dimutasi, termasuk dua nama menonjol dari lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1990.

Adalah Komjen Pol Prof. Dr. Dedi Prasetyo, S.H., M.Hum., yang kini ditunjuk sebagai Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri), serta Irjen Pol Karyoto, S.I.K, yang dipercaya mengemban amanah sebagai Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri.

Keduanya dikenal sebagai figur perwira tinggi yang memiliki integritas tinggi, rekam jejak lapangan yang kuat, serta kontribusi besar dalam menjaga marwah institusi Polri.

Apresiasi dan Harapan dari Tokoh Senior Polri

BACA JUGA  Ketua FGMI:Aktor Dibelakang Sebaran Tuduhan Amoral Kepada Menag RI Tidak Beradab

Mutasi ini mendapat sambutan hangat dari tokoh senior Polri dan anggota Komisi III DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Irjen Pol (Purn) Drs. Frederik Kalalembang. Ia menyebut pengangkatan Komjen Dedi dan Irjen Karyoto sebagai bentuk regenerasi yang tepat dan membanggakan.

“Saya ucapkan selamat kepada Komjen Dedi dan Irjen Karyoto. Mereka bukan hanya lulusan terbaik Akpol 1990, tapi juga sahabat sekaligus junior yang saya banggakan. Kerja keras, loyalitas, dan integritas mereka tak pernah mengkhianati hasil,” ujar Frederik di Jakarta, Rabu (6/8/2025).

Ia juga menyampaikan harapannya agar kedua jenderal tersebut mampu membawa angin segar dalam kepemimpinan Polri ke depan.

“Saya berharap Komjen Dedi sebagai Wakapolri dapat memperkuat harmoni internal, sementara Irjen Karyoto di Kabaharkam dapat menjaga Kamtibmas dengan pendekatan modern dan humanis,” imbuhnya.

BACA JUGA  Lantang Suarakan Musnahkan Judol, Deng Ical Kembali Desak Komdigi Basmi Prostitusi Online

Frederik menegaskan bahwa kedua posisi tersebut sangat strategis dalam menentukan arah kebijakan Polri, baik secara internal maupun eksternal. Ia percaya keduanya akan tampil maksimal dan meninggalkan warisan kepemimpinan yang positif.

> “Ini adalah momen di mana semangat pengabdian benar-benar diuji. Dan saya tahu, dua jenderal ini siap menjawabnya,” pungkasnya.

Profil Singkat Dua Jenderal Akpol 1990:

Komjen Pol Prof. Dr. Dedi Prasetyo, S.H., M.Hum.

Tempat/Tanggal Lahir: Madiun, 26 Juli 1968

Lulusan: Akpol 1990

Jabatan Sebelumnya: Kadiv Humas Polri, Irwasum Polri

Capaian: Meraih gelar Profesor dan Doktor di bidang hukum. Berpengalaman di bidang reserse dan komunikasi publik. Dikenal sebagai sosok yang cerdas, komunikatif, dan visioner.

BACA JUGA  Bertandang ke Jepang, Kepala BPOM RI: Penguatan Kerja Sama Farmasi hingga Pangan

Irjen Pol Karyoto, S.I.K.

Tempat/Tanggal Lahir: Pemalang, 27 Oktober 1968

Lulusan: Akpol 1990

Jabatan Sebelumnya: Penyidik KPK, Direktur Tipidter Bareskrim Polri, Kapolda Metro Jaya

Capaian: Dikenal tegas, bersih, dan profesional dalam menjalankan tugas-tugas penegakan hukum.

Mutasi ini menjadi bagian dari langkah strategis Polri dalam menghadapi tantangan keamanan yang semakin kompleks serta memperkuat profesionalisme dan pelayanan publik di tubuh kepolisian.

Jika Anda ingin berita ini dikemas dalam versi siaran pers resmi, tulisan opini tokoh, atau posting media sosial, saya siap bantu ubah formatnya sesuai kebutuhan.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Nasional

Dua Dekade Damai Aceh, UIN Ar-Raniry Anugerahkan Ar Raniry Award untuk Jusuf Kalla

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Dua puluh tahun setelah penandatanganan MoU Helsinki yang mengakhiri konflik panjang di Aceh, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh menganugerahkan Ar Raniry Award kepada Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK).

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Rektor UIN Ar-Raniry Mujiburrahman, di kediaman JK, Jalan Brawijaya Raya, Jakarta Selatan, Senin (18/8/2025).

“Pak JK adalah tokoh kunci perdamaian Aceh. Beliau menjadi mediator yang berhasil membangun kepercayaan antara kedua belah pihak hingga lahir kesepakatan damai,” ujar Prof Mujiburrahman.

Ia menambahkan, penghargaan ini merupakan simbol apresiasi masyarakat Aceh atas jasa besar JK yang dengan penuh kesungguhan menjalin komunikasi, baik dengan tokoh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh maupun di luar negeri.

BACA JUGA  Bertandang ke Jepang, Kepala BPOM RI: Penguatan Kerja Sama Farmasi hingga Pangan

“Dari sinilah trust terbangun, perundingan bisa digelar, dan damai Aceh menjadi kenyataan,” lanjutnya.

Mujiburrahman berharap, dua dekade perdamaian Aceh dapat menjadi teladan bagi bangsa dan generasi mendatang bahwa konflik hanya bisa diakhiri dengan dialog, bukan kekerasan.

Sebelumnya, JK dijadwalkan menerima penghargaan di kampus UIN Ar-Raniry pada Kamis (14/8/2025), namun batal akibat kendala teknis pesawat pribadi yang ditumpangi.

Sebagai bentuk penghargaan lanjutan, UIN Ar-Raniry juga akan meluncurkan buku berjudul JK dan Aceh pada Desember 2025. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel