Connect with us

Politics

Paslon AMAN akan Jadikan Makassar Kota Ramah Disabilitas

Published

on

Kitasulsel–Makassar Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar nomor urut empat, Amri Arsyid-Abdul Rahman Bando punya program kerja khusus untuk penyandang disabilitas.

Rahman Bando berdiskusi langsung dengan salah satu penyandang disabilitas, saat melakukan kampanye AMAN di Kelurahan Karampuang, Kecamatan Panakkukang.

Ia menyampaikan, sudah seharusnya penyandang disabilitas mendapatkan porsi yang adil dalam pembangunan, seperti pembuatan fasilitas khusus di tempat-tempat umum.

“Kewajiban Wali kota dan wakilnya untuk memfasilitasi disabilitas. Itulah mengapa AMAN di dalam visi-misinya, salah satu programnya adalah kota ramah disabilitas,” kata Rahman Bando.

Menurutnya, pemerintah daerah bersama seluruh pihak terkait harus bersinergi untuk mendorong agar pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas bisa terpenuhi, mulai dari aspek regulasi maupun implementasinya.

BACA JUGA  Hadiri Pelantikan Pengurus NU Sulsel, Ilham Fauzi: Garis Terdepan Penjaga Kebhinekaan

“Program ini menjadi kewajiban saya dan pak Amri untuk mengakomodir kebutuhan-kebutuhan warga penyandang disabilitas di Kota Makassar agar bisa menjalankan kehidupannya dalam keadaan aman, dalam keadaan nyaman di kota yang sama-sama kita cintai ini,” jelas Rahman.

Jika Amri-Rahman terpilih di Pilwali Makassar, maka pemerintah kota akan membangun sekretariat pusat difabel, sebagai tempat koordinasi antara para penyandang disabilitas di Kota Makassar.

Sementara itu, Abdul Akim, salah satu penyandang disabilitas yang hadir pada kegiatan ini, menyampaikan harapannya agar bisa bekerjasama dengan pemerintah terkait pemenuhan hak-hak difabel di Kota Makassar.

“Kami sebagai penyandang disabilitas berharap bisa bekerjasama dengan pemerintah nantinya untuk dapat bersama-sama memperjuangkan hak teman-teman,” ucapnya.

BACA JUGA  Rezki Mulfiati Sebut Senam Sehati Langkah Pererat Hubungan Silaturahim

Berdasarkan data, Kota Makassar tercatat sebagai daerah dengan jumlah penyandang disabilitas terbesar di Sulawesi Selatan, mencapai 30.373 jiwa atau 12,286 persen dari total populasi. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Politics

Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.

Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

BACA JUGA  Wujudkan Makassar AMAN, Amri Arsyid Yakinkan Warga Bara-baraya

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.

Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.

BACA JUGA  Temui Petta Culo,Syaharuddin Alrif:Peran Tokoh Masyarakat Dalam Pembangunan Daerah Sangat Penting

Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel