Politics
Tingkatkan Ekonomi, Seto-Rezki Dorong Ekspor Produk Lokal Makassar Hingga ke Pasar Dunia

Kitasulsel–Makassar Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar nomor urut 2, Andi Seto Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi berkomitmen mendukung UMKM lokal dan industri kreatif di Makassar untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi, sehingga mampu memenuhi standar internasional.
Hal itu mereka sampaikan dalam sesi tanya jawab debat kedua Pilwalkot Makassar yang menjadi ajang untuk mengukur visi para calon di Hotel Four Point by Sheraton Makassar, Rabu (13/11/2024).

Dalam sesi tanya jawab, pasangan calon nomor urut 1, Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA) memberikan pertanyaan kepada pasangan nomor urut 2, Andi Seto Asapa dan Rezki Mulfiati Lutfi (SEHATI).
MULIA mempertanyakan bagaimana pasangan Seto-Rezki akan meningkatkan perekonomian kota melalui sektor ekspor.

Dalam paparan jawabannya, Andi Seto Asapa menjelaskan rencana strategisnya bersama Rezki Mulfiati Lutfi untuk memperluas neraca ekspor produk lokal Makassar.
Menurutnya, produk-produk unggulan dari Makassar memiliki potensi besar untuk diperkenalkan ke berbagai daerah di Indonesia dan bahkan ke mancanegara.
“Kami akan fokus mendorong ekspor produk lokal Makassar ke pasar nasional dan internasional, sehingga kekayaan budaya dan keunikan produk kita dikenal lebih luas,” jelas Seto.
Langkah ini, lanjut Seto, juga sejalan dengan program nasional Presiden Prabowo yang berfokus pada peningkatan ekspor produk lokal.
Bagi Seto, Presiden Prabowo berkomitmen untuk memperlancar akses produk lokal ke luar negeri, agar produk-produk unggulan dari daerah dapat bersaing di pasar global.
Pasangan SEHATI melihat, ekspor produk lokal bukan hanya sebagai peluang ekonomi, tetapi juga sebagai cara untuk mempromosikan budaya dan identitas Makassar ke dunia.
Ia pun optimis bahwa dengan kolaborasi bersama pemerintah pusat, mereka dapat menciptakan kebijakan-kebijakan yang mendukung ekspor produk lokal, serta membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat Makassar.
“Kami mendukung penuh program ini. Dengan memanfaatkan potensi yang ada di Makassar, banyak produk kita yang siap diekspor ke luar negeri,” tambah Seto. (*)
Politics
Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.
Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.
Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.
Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
Politics12 bulan ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
1 tahun ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
2 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
3 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
1 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
3 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login