Connect with us

Kementrian Agama RI

Pesan Spiritual dan Nilai Kebersamaan: Menteri Agama Khutbah Jumat di Masjid Agung Bone”

Published

on

Kitasulsel—BONE – Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, yang juga dikenal sebagai Putra Bone dan disebut sebagai “Matahari dari Timur,” membawakan khutbah Jumat di Masjid Agung Kabupaten Bone.

Kehadiran beliau disambut hangat oleh masyarakat setempat, termasuk tokoh lintas agama, tokoh masyarakat, serta figur publik dari berbagai kalangan.

Dalam khutbahnya, Nasaruddin Umar menekankan pentingnya persiapan menyambut bulan suci Ramadan yang dimulai dari bulan Rajab sebagai “bulan pangkalan.”

Beliau mengajak umat Islam untuk memperkuat ibadah dan meningkatkan kualitas spiritual dalam menyongsong bulan penuh berkah.

Selain itu, Nasaruddin Umar juga mengangkat kisah-kisah Nabi Muhammad SAW yang sarat dengan pesan kebersamaan lintas agama. Di antaranya adalah:

BACA JUGA  Resmikan Lab Terpadu IAIN Parepare, Menag Ingatkan Keseimbangan Rasionalitas dan Spiritual

Penghormatan kepada Non-Muslim, Kepekaan Sosial, Keadilan dalam Ekonomi yang Dalam kisah pembelian oase pada zaman Nabi, umat Muslim tidak serta-merta mengambil alih tujuh mata air yang dimiliki oleh non-Muslim, melainkan membelinya secara adil sesuai dengan ketentuan syariat.

Pesan ini memperkuat nilai-nilai toleransi, keadilan, dan rasa saling menghormati antarumat beragama.

“Sebagai umat Islam, kita harus meneladani Nabi Muhammad SAW yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, tanpa memandang latar belakang agama,” tegas Nasaruddin Umar.

Khutbah ini diakhiri dengan ajakan kepada seluruh jamaah untuk terus menjaga kerukunan dan mempererat tali persaudaraan, baik antarumat beragama maupun sesama umat Islam.

Kehadiran Menteri Agama ini menjadi momen bersejarah bagi masyarakat Bone yang bangga memiliki tokoh nasional sekaligus ulama besar sebagai bagian dari daerah mereka.

BACA JUGA  Menag: Haji Urusan Suci, Harus Suci Pelaksanaannya

“Matahari dari Timur telah menerangi Bone, membawa pesan kebaikan dan persatuan bagi seluruh umat,” tutupnya (asp)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Dari Pesamuhan Agung, Menag Ajak Umat Rawat Alam dengan Cinta

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama, Nasaruddin Umar menekankan pentingnya membangun kesadaran ekoteologi, yaitu pandangan yang menempatkan alam sebagai bagian dari spiritualitas manusia.

Hal ini disampaikan dalam sambutannya dalam Pesamuhan Agung Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI).​​​​​​

Menag menjelaskan, konsep ekoteologi yang kini dikembangkan Kementerian Agama sejalan dengan filosofi Tri Hita Karana dalam ajaran Hindu yang menekankan tiga harmoni: Pawongan (hubungan antarmanusia), Palemahan (hubungan manusia dengan alam), dan Parahyangan (hubungan manusia dengan Tuhan).

“Segitiga ini harus dijaga utuh. Ketika salah satu sisi rusak, entah manusia, alam, atau spiritualitas, maka keseimbangan dunia akan runtuh,” ujarnya di The Sultan Hotel Jakarta, Jumat (17/10/2025).

BACA JUGA  Resmikan Lab Terpadu IAIN Parepare, Menag Ingatkan Keseimbangan Rasionalitas dan Spiritual

Menghidupkan Kembali Alam yang Sakral

Lebih lanjut, Menag menekankan bahwa hilangnya kesadaran akan kesakralan alam menjadi akar krisis spiritual dan sosial umat manusia.

“Dunia modern mengalami desakralisasi alam semesta. Tidak ada lagi tempat yang dianggap suci, padahal tempat-tempat sakral itu adalah pusat energi spiritual yang mampu menundukkan ego manusia,” katanya.

Ia menyebut pemikiran Karen Armstrong dalam bukunya The Sacred Nature, yang menyoroti bahwa pemulihan spiritual umat manusia harus dimulai dengan menghormati kembali bumi sebagai ciptaan Tuhan.

“Kerusakan alam berkontribusi langsung pada kerusakan kemanusiaan. Dunia modern terlalu memandang alam semesta sebagai objek, bukan sebagai bagian dari diri kita sendiri” jelasnya.

Cinta sebagai Inti Ekoteologi

BACA JUGA  Kementerian Agama Ingin Belajar Kelola Pendidikan dari Muhammadiyah

Menag juga menekankan bahwa ekoteologi bukan hanya soal menjaga lingkungan, tetapi juga memperdalam moderasi beragama yang berakar pada spiritualitas dan inti dari seluruh ajaran agama ini adalah cinta.

“Kalau manusia sudah sadar bahwa alam ini adalah bagian dari dirinya, maka tidak perlu lagi terlalu sering kita bicara tentang moderasi, toleransi, atau deradikalisasi. Karena substansinya sudah hidup di dalam kesadaran spiritual dan cinta kasih manusia,” tuturnya.

Ia pun menutup sambutannya dengan ajakan untuk memperbanyak ruang-ruang kontemplasi dan spiritualitas dalam kehidupan masyarakat.

“Semakin dekat manusia kepada Tuhannya, semakin damai kehidupan manusia. Dan semakin jauh manusia dari Tuhannya, semakin berat beban hidupnya,” pungkas Menag.

BACA JUGA  Menag Ajak Umat Kompak dan Saling Menghargai Keragaman Tradisi

Pesamuhan Agung merupakan agenda nasional lima tahunan PHDI sebagai momentum reflektif untuk memperkuat sinergi antara nilai-nilai dharma dan semangat kebangsaan.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Wakil Menteri Pariwisata, Wakil BKKBN, Pemprov DKI Jakarta, Pimpinan PHDI, Dirjen Bimas Hindu dan Ketua Majelis semua Agama.(*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel