Connect with us

Kementrian Agama RI

Wamenag Dukung Santri Film Festival: Bentuk Dakwah Kultural dan Ekonomi Kreatif Pesantren

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Wakil Menteri Agama Muhammad Syafii mendukung penyelenggaraan Santri Film Festival (Sanffest) 2025 sebagai bentuk dakwah kultural sekaligus penguatan ekonomi kreatif di lingkungan pesantren. Hal ini disampaikan Romo Syafii saat menerima audiensi Tenaga Ahli Menteri Kebudayaan Neno Warisman dan tim di Jakarta.

“Pesantren itu tidak hanya tempat pendidikan dan dakwah, tapi juga punya fungsi pemudayaan masyarakat,” ujar Wamenag Muhammad Syafii, Senin (27/10/2025).

“Kita ingin santri-santri kita yang punya minat dan bakat bisa berkreasi di bidang digital dan sinema. Film yang dibuat tidak hanya hiburan dan informasi, tapi juga berisi nilai-nilai ketauhidan,” lanjutnya.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut Staf Khusus Menag Nona Gayatri Nasution, serta Tenaga Ahli Wamenag Junisab Akbar dan Jaka Setiawan.

BACA JUGA  Misi Besar BP4: Membentuk Keluarga Harmonis Dengan Dukungan Tenaga Ahli Multidisiplin

Menurut Romo Syafii, Santri Film Festival menjadi sarana strategis bagi santri untuk mengembangkan potensi kreatif sekaligus menanamkan nilai-nilai keislaman melalui karya sinema. “Film bisa menjadi medium dakwah yang halus dan modern. Kalau dikelola baik, ia bukan hanya alat dakwah, tapi juga sumber ekonomi kreatif pesantren,” jelasnya.

Sanffest mengusung tiga fokus utama: dakwah kultural, literasi sinema, dan ekosistem kreatif pesantren. Programnya mencakup pelatihan film, workshop nasional, kompetisi film pendek, dan malam penganugerahan yang akan digelar pada Desember 2025.

Sanffest 2025 menargetkan jangkauan ke 42.000 pesantren melalui jaringan Direktorat Jenderal Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, dengan partisipasi 1.800 santri aktif dari seluruh provinsi. Sebanyak 120 film pendek tematik akan diproduksi, mengangkat tema Islam, budaya, dan sosial.

BACA JUGA  Menag RI Bawa Apresiasi dari Saudi: Indonesia Jadi Contoh Haji Humanis Global

Rangkaian kegiatan ini juga akan melahirkan Balai Akademi Sanffest, wadah pelatihan dan inkubasi santri kreatif.

“Saya apresiasi langkah Kementerian Kebudayaan yang menggagas Sanffest. Kalau ini berhasil, insya Allah bisa jadi kalender tahunan agar anak-anak kita punya kreativitas. Ke depan, mereka bisa berdaya di bidang digital dan sinema,” pungkas Wamenag Muhammad Syafii.

“Alhamdulillah, Romo Syafii dalam posisi mengayomi rencana besar untuk putra-putri kita di pesantren-pesantren di seluruh Indonesia. Insyaallah akan diundang untuk mengikuti festival film santri yang segera dilakukan workshop-nya pada tanggal 1, 2, 8, dan 9 November,” ujar Neno Warisman, Tenaga Ahli Menteri Kebudayaan.

Menurut Neno Warisman, program ini tidak hanya menghadirkan festival film, tetapi juga mencakup pengembangan kapasitas santri dalam bidang perfilman dan digital. “Kita ingin melangkah untuk membuat edukasi dalam hal perfilman dan digital profesional. Mudah-mudahan semua dimudahkan oleh Allah SWT,” tambahnya. (*)

BACA JUGA  Dorong Penguatan Peran, Menag akan Tingkatkan Fasilitas Kantor MUI
Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Nasaruddin Umar Hadiri Pertemuan Internasional untuk Perdamaian di Vatikan: Tegaskan Komitmen Indonesia pada Dialog Lintas Agama

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar bertolak ke Vatikan, Roma, untuk menghadiri Pertemuan Internasional untuk Perdamaian yang diselenggarakan oleh Komunitas Sant’ Egidio di Koloseum. Kehadirannya mewakili Indonesia dalam forum lintas agama bergengsi yang mempertemukan para tokoh dunia guna memperkuat dialog dan kerja sama kemanusiaan.

Nasaruddin berangkat dari Jakarta pada Sabtu (25/10/2025). Setibanya di Roma, ia menghadiri undangan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Takhta Suci Vatikan dan berkesempatan bertemu ratusan diaspora Indonesia yang tinggal di Italia.

Dalam acara tersebut, hadir Duta Besar Republik Indonesia untuk Takhta Suci, Michael Trias Kuncahyono, yang juga bertindak sebagai tuan rumah. Turut hadir sejumlah tokoh diplomatik seperti Duta Besar Jepang untuk Takhta Suci CHIBA Akira, Duta Besar Lituania Sigita Maslauskaite Mazyliene, Duta Besar Liga Negara-negara Arab Enas Mekkawy, Kuasa Usaha Kedutaan Haiti Marie Guerlyne Janvier, Kuasa Usaha Kedutaan Peru Manuel Carrasco, serta para Imam dan Biarawati asal Indonesia.

BACA JUGA  LSI: Nasaruddin Umar Menteri Paling Memuaskan di Kabinet, Publik Beri 92,9 Poin

“Kunjungan saya ke Roma dan Vatikan adalah untuk berbicara tentang ‘Mengenang Paus Fransiskus’ pada Pertemuan Internasional untuk Perdamaian yang diselenggarakan oleh Komunitas Sant’ Egidio di Koloseum,” ujar Nasaruddin dalam keterangannya, Minggu (26/10/2025).

Bawa Semangat Kemanusiaan dan Dialog Lintas Iman

Pertemuan internasional yang dijadwalkan berlangsung pada Senin (27/10/2025) ini diharapkan menjadi momentum memperkuat semangat perdamaian global di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dunia.

Nasaruddin, yang juga menjabat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, menegaskan bahwa partisipasinya membawa semangat kemanusiaan, toleransi, dan dialog antaragama yang merupakan nilai luhur bangsa Indonesia.

Ia juga mengenang kunjungan bersejarah Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal pada September 2024, di mana keduanya menandatangani Deklarasi Istiqlal — sebuah komitmen bersama untuk mengadvokasi kemanusiaan, memperkuat dialog lintas agama, dan melindungi lingkungan hidup.

BACA JUGA  Menteri Agama RI Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A. Serahkan Bantuan Pendidikan BAZNAS Bone untuk Anak Yatim dan Dhuafa

“Selama kunjungan Yang Mulia, saya memiliki pertemuan yang sangat berkesan dengan beliau saat kami menandatangani Deklarasi Istiqlal. Semangat kemanusiaan itu, bahwa kemanusiaan hanya memiliki satu warna, tetap hidup setelah wafatnya Paus Fransiskus,” tutur Nasaruddin.

Lebih lanjut, Nasaruddin menegaskan bahwa nilai-nilai keberagaman dan toleransi telah menjadi warisan luhur bangsa Indonesia yang tercermin dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

“Semangat kemanusiaan dan keberagaman agama serta budaya ini telah menjadi warisan Indonesia sebagaimana tercermin dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika,” tandasnya.

Tentang Komunitas Sant’ Egidio dan Forum Perdamaian Dunia

Komunitas Sant’ Egidio merupakan organisasi internasional yang berbasis di Roma dan dikenal luas sebagai gerakan perdamaian serta solidaritas global. Setiap tahun, komunitas ini menyelenggarakan International Meeting for Peace, forum bergengsi yang mempertemukan pemimpin lintas agama, politikus, dan tokoh kemanusiaan dari berbagai negara untuk membangun jembatan dialog dan persaudaraan antarbangsa.

BACA JUGA  Dorong Penguatan Peran, Menag akan Tingkatkan Fasilitas Kantor MUI

Kehadiran Menag Nasaruddin Umar dalam forum ini menjadi bentuk nyata komitmen Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia untuk terus mengedepankan moderasi beragama, toleransi, dan kerja sama lintas iman demi terciptanya perdamaian dunia.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel