Connect with us

NEWS

Jusuf Kalla Sebut Generasi Emas adalah Milik Mereka yang Rajin, Pintar dan Bersemangat

Published

on

Kitasulsel–MALANG Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla alias JK, mendorong mahasiswa untuk memperkuat tiga hal dalam menyongsong generasi emas 2045 mendatang. Ketiga hal tersebut adalah ilmu logika, semangat dan kerja keras.

“Masa depan kita harus betul-betul bisa mempersiapkan diri dengan ilmu logika, semangat dan kerja keras,” kata JK saat memberikan kuliah umum di hadapan ribuan mahasiswa baru di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya Malang, Senin (11/08/2025).

Ia memaparkan, banyak generasi saat ini memiliki ilmu yang mumpuni, tapi tidak memiliki semangat dan kerja keras. Di sisi lain, ada yang memiliki semangat dan kerja keras, tapi tidak memiliki ilmu yang tinggi. “Kondisi seperti itu juga sulit.

BACA JUGA  Kapolda Sulsel Donor di PMI Makassar, Ini Pesan Kemanusiaannya

Kita harus berusaha menggabungkan semua itu dan mencontoh seperti China dengan semangatnya dan Jepang dengan kerja kerasnya,” tambah JK.

Ketua Umum PMI ini juga menyinggung soal generasi emas 20 tahun mendatang. Bagi JK, generasi emas adalah generasi yang lebih baik. Sehingga tidak semua generasi saat ini akan menjadi generasi emas.

JK bahkan menganalogikan, generasi emas ibarat sebuah pertandingan olah raga. Ada yang mendapatkan medali emas, perak dan perunggu. Dalam pertandingan olahraga juga berlaku hanya orang kuat latihan dan kuat berusaha yang bisa mendapat emas.

“Semua jadi penuh pertandingan dan persaingan. Kita tidak bisa bekerja seenaknya. Kemudian yang menang adalah mereka yang rajin, pintar dan bersemngat.

BACA JUGA  Legislator DPRD Sulsel Hamzah Hamid Bersama Pihak Polda Sulsel Ajak Masyarakat Pererat Ukhuwah dalam Tabligh ‘Rindu Ramadhan’

“Jadi generasi emas itu soal waktu. Soal kerja keras. Soal keinginan. Jangan anda berpikiran nanti 20 tahun generasi emas otomatis untuk saya. Itu adalah milik anda apabila berilmu dan bekerja keras baru bisa mencapai seperti itu,” imbuhnya.

Dalam kesempatan sama, JK menjelaskan, mewujudkan generasi emas di 2045 mendatang bukan perkara gampang. Pasalnya berdasarkan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia baru di titik $5.000 atau sekitar Rp78 juta pertahun. Idealnya, lanjut JK, Indonesia bisa mewujudkan generasi emas jika penghasilan per kapitanya mencapai rata-rata $15.000.

“Artinya apa, dalam 20 tahun ke depan. kita harus bekerja tiga kali lebih baik, baru bisa mencapai itu,” terang JK lagi.

BACA JUGA  7 Arahan Presiden Prabowo Dalam Puncak Acara HUT Ke-53 Korpri Dihadiri 50 Ribu ASN

Olehnya itu, JK berharap agar mahasiswa saat ini betul-betul memanfaatkan waktunya untuk menguasai ilmu, utamanya sains dan teknologi dalam menggapai cita-cita besar tersebut.

“Siapkan diri anda untuk bisa menjadi generasi lebih baik agar bisa membangun bangsa dan negara ini. Sebab hanya orang pintar dan penuh semangat yang dapat membangun bangsa ini menjadi lebih baik,” pungkasnya.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

NEWS

Wali Kota Makassar Apresiasi Wina, Perempuan Pertama Indonesia yang Jadi Manajer Klub di Level Asia

Published

on

Kitasulsel—Makassar— Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan bahwa dunia sepakbola tidak hanya menjadi ajang adu keterampilan, tetapi juga ruang pembelajaran bagi akademisi dan profesional. Hal itu ia sampaikan dalam sambutan resminya, Kamis (30/10/2025), sembari memberikan apresiasi khusus kepada A. Widya Warsa Syadzwina, sosok perempuan Makassar yang baru saja meraih gelar Doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Hasanuddin.

Menurut Munafri, sepakbola mencerminkan nilai-nilai penting seperti manajemen, kolaborasi, dan disiplin yang bisa diterapkan di berbagai bidang kehidupan.

“Inilah dunia sepak bola, yang bisa memberikan banyak sekali harapan, dan selalu menjadi contoh di setiap tema yang berhubungan dengan tim,” ujarnya.

Ia menilai, perkembangan sepakbola modern kini menuntut sinergi antara pengalaman praktis dan pendekatan ilmiah berbasis sports science. Pendekatan akademik itu, kata Munafri, menjadi kunci agar sepakbola Indonesia dapat bersaing di level nasional maupun internasional.

BACA JUGA  7 Arahan Presiden Prabowo Dalam Puncak Acara HUT Ke-53 Korpri Dihadiri 50 Ribu ASN

Dalam kesempatan tersebut, Munafri juga menyoroti masih sedikitnya perempuan yang terlibat langsung dalam dunia sepakbola, terutama dari sisi akademis dan ilmiah. Karena itu, ia mengapresiasi capaian Wina—sapaan akrab Widya—yang dinilai mampu menembus batas peran perempuan di industri olahraga.

“Masih sedikit perempuan yang memahami sepak bola dari sisi sports science. Karena itu saya sangat mengapresiasi kehadiran perempuan-perempuan seperti Wina yang mampu menembus batas tersebut,” tegas Munafri.

Munafri juga mengenang masa-masa ketika dirinya bekerja sama dengan Wina di dunia sepakbola profesional. Ia menyebut Wina sebagai sosok pekerja keras dan berintegritas tinggi yang telah memberikan kontribusi besar bagi pengelolaan klub, baik di tingkat nasional maupun Asia.

BACA JUGA  Legislator DPRD Sulsel Hamzah Hamid Bersama Pihak Polda Sulsel Ajak Masyarakat Pererat Ukhuwah dalam Tabligh ‘Rindu Ramadhan’

“Selama saya bekerja sama dengan Wina, saya melihat langsung bagaimana ia mengurus media, mengatur klub, dan menjaga koordinasi tim. Menurut saya, ia adalah perempuan pertama di Indonesia yang menjadi manajer klub di tingkat Asia. Itu tidak mungkin dicapai kalau tidak ada potensi besar dan semangat belajar di dalam dirinya,” ujarnya.

Dengan latar akademik yang kuat serta pengalaman praktis di lapangan, Wina diharapkan terus memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan komunikasi olahraga, sekaligus menjadi inspirasi bagi generasi muda dan perempuan Indonesia untuk berkiprah lebih jauh di dunia sepakbola.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel