Connect with us

Sapa Warga di Talasalapang, Appi: Pastikan Datangki ke TPS

Published

on

Kitasulsel–Makassar Bakal Calon Wali Kota Makassar, Munafri ‘Appi’ Arifuddin kembali menyapa warga melalui programnya ‘Appi Peduli’ di Talasalapang, Kecamatan Rappocini, Jumat, 2 Agustus 2024.

Kesempatan itu, Appi disambut antusias warga yang didominasi emak – emak. Bahkan sorakan ‘Wattunami Appi’ terus digaungkan. “Gantengnya calon Wali Kotaku,” sorak ibu – ibu dalam kegiatan tersebut.

Dalam sambutannya, Appi mengajak warga pada Pilwali Makassar, 27 November mendatang, untuk menggunakan hak pilihnya sebaik – baiknya, dan tidak golput.

Dia mendoakan warga untuk tetap menjaga kesehatannya agar bisa datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).

“Sehat – sehat ki. Pastikan kita datang ke TPS memilih,” ajak caleg terpili di hadapan warga.

Ditemui usai kegiatan itu, Appi mengatakan, kunjungannya menyapa warga merupakan kegiatan rutin yang dilakukan. Ini pun merupakan upaya mendengar langsung persoalan setiap warga di masing – masing wilayah.

Sekaligus kata dia, memperlebar jejaring sosialnya menghadapi Pilwali Makassar.

“Ini bentuk merespon konstituen, dan paling penting ada titik – titik baru yang harus kita buka, perlebar daya jaring,” ucap mantan Bos PSM Makassar itu.

Diketahui, setiap harinya Munafri Arifuddin memiliki agenda menyapa warga di 10 titik di wilayah yang berbeda di Makassar. Kegiatan tersebut intens dilakukan jauh hari sebelum ia menyatakan maju di Pilwali Makassar. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Minta PTK Tak Hanya Transfer Ilmu, Tapi Penanaman Nilai

Published

on

Kitasulsel–PONOROGO Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) tidak boleh hanya berfokus pada transfer ilmu, tetapi juga harus menanamkan nilai, membentuk karakter, dan menumbuhkan kasih sayang. Pesan ini ia sampaikan dalam kuliah umum bertema “Kurikulum Berbasis Cinta” di Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo, Minggu (14/9/2025).

Kuliah umum tersebut diikuti dosen dan mahasiswa UIN Ponorogo, serta dihadiri Rektor UIN Ponorogo, Bupati Ponorogo, Direktur Pendidikan Tinggi Islam, Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur, Kepala Kankemenag Ponorogo, dan sejumlah rektor PTKIN.

Menag menegaskan bahwa pendidikan Islam tidak boleh berhenti pada aspek kognitif semata. “Kurikulum kita jangan hanya fokus pada transfer ilmu. Yang lebih penting adalah menanamkan nilai, membentuk karakter, dan menumbuhkan kasih sayang. Dengan cinta, ilmu akan lebih bermakna dan menghadirkan manfaat bagi sesama,” ujarnya.

Menurut Menag, inti ajaran Islam hakikatnya berakar pada cinta dan kasih sayang. “Kalau Al-Qur’an dipadatkan, muaranya adalah cinta. Karena itu, jangan sampai ada yang mengajarkan Islam dengan kebencian. Islam adalah rahmatan lil-‘alamin. Pendidikan Islam harus berangkat dari nilai itu,” jelasnya.

​​​​​Lebih jauh, Menag mengajak para dosen agar tidak berhenti pada peran sebagai pengajar, tetapi juga menjadi pembimbing spiritual bagi mahasiswa. “Seorang dosen PTKIN tidak cukup hanya sebagai pengajar di kelas.

Ia harus menjadi mursyid, pembimbing ruhani yang menanamkan nilai-nilai cinta dalam diri mahasiswa. Dengan begitu, mahasiswa bukan hanya pintar secara intelektual, tapi juga berakhlak dan penuh cinta,” jelasnya.

Lebih lanjut, Menag menekankan peran dosen PTKIN sebagai pembimbing ruhani, bukan sekadar pengajar. “Seorang dosen tidak cukup hanya mengajar di kelas. Ia harus menjadi mursyid, penuntun ruhani yang menanamkan nilai-nilai cinta. Dengan begitu, mahasiswa tidak hanya cerdas, tapi juga berakhlak mulia,” tambahnya.

Ia juga menyoroti suasana asri kampus UIN Ponorogo yang mendukung praktik kurikulum berbasis cinta. Kedekatan mahasiswa dengan alam, lanjutnya, dapat menumbuhkan kesadaran ekoteologi: mencintai ciptaan Tuhan sebagai bagian dari ibadah.

Menutup kuliahnya, Menag berharap UIN Ponorogo dan seluruh PTKIN di Indonesia konsisten mengimplementasikan kurikulum berbasis cinta. “Kalau cinta yang menjadi dasar, maka pendidikan akan melahirkan generasi yang toleran, humanis, dan bermanfaat,” pungkasnya. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel