Politics
Disambut Antusias Warga, Seto – Rezky Yakin Menang Besar di Barombong

Kirasulsel–Makassar Suasana antusiasme menghiasi di pelosok di wilayah selatan Kota Makassar tepatnya di Jl Andi Paturungi, Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Sabtu (14/9/2024) sore.
Ribuan warga dari berbagai kalangan memang tak sabar menantikan kehadiran pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Andi Seto Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi (Seto-Kiki).

Duet yang dikenal dengan akronim “Sehati” ini disambut hangat oleh warga, apalagi ada yang mengaku sudah menunggu kehadiran mereka sejak pukul 13.00 Wita siang.
Atas sambutan luar biasa ini, Andi Seto Asapa dengan semangat menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat Kelurahan Barombong dalam agenda silaturahmi dan ngobrol bareng.

“Kalau sudah begini keadaannya yang membludak, saya yakin kita menang besar di Barombong,” ujar Andi Seto mengawali sambutannya seraya warga berteriak “Sehati menang,”.
Tak ketinggalan, para ketua-ketua kelompok tani yang ada di wilayah tersebut turut menyambut kedatangan mantan Bupati Sinjai periode 2028-2023 ini.
Andi Seto Asapa didampingi Rezki Mulfiati Lutfi juga berkesempatan meninjau perkebunan cabai yang ada di belakang rumah warga Barombong, sembari memetik cabai yang sudah siap dipanen.
Di antara aspirasi yang mencuat saat agenda silaturahmi berlangsung adalah harapan untuk peningkatan sektor pertanian dan pemberdayaan masyarakat lewat UMKM.
Apalagi, menurut Rezki Mulfiati Lutfi mayoritas warga di Barombong bekerja sebagai petani dan tukang kebun. Sehingga, dirinya bersama Andi Seto tidak lagi khawatir terhadap kebutuhan warga.
“Kami berdua juga adalah anak seorang petani, jadi Insyaallah kami bisa lebih mengerti apa permasalahan dari petani di Barombong,” ucap Kiki-sapaan akrab Rezki Mulfiati Lutfi.
Tak lupa, dirinya juga menyampaikan jika diamanahkan terpilih sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota bersama Andi Seto Asapa, akan membuat kenyamanan terhadap masyarakat dengan 5 program prioritas.
Pertaman, Nyaman pendidikan paripurna dengan memberikan seragam dan perlengkapan sekolah secara gratis bagi siswa SD dan SMP di setiap tahun ajaran baru.
Kedua, Nyaman menikmati layanan Kesehatan berbasis KTP. Ketiga, Nyaman berusaha, berbisnis dan bekerja dengan menyiapkan pusat pelatihan UMKM berbasis RW.
Keempat, Nyaman di lingkungan rumah dengan bebas iuran sampah bagi warga berpenghasilan rendah, serta kelima Nyaman berkendara dengan mengurai Kemacetan dan smart parking system.
“Bagaimana bapak ibu, mauki itu semua terwujud di Kota Makassar?,” tanya Kiki kepada masyarakat Barombong, sontak langsung dijawab oleh warga “Menangkan Sehati,”. (*)
Politics
Catatan Redaksi: Janji Politik: Dari Harapan Menuju Kenyataan

Kitasulsel—Makassar—Janji politik selalu menjadi magnet utama dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah. Masyarakat menaruh harapan besar pada sederet program kerja yang ditawarkan, karena dari situlah terbit secercah keyakinan akan perubahan. Namun, di balik gegap gempita kampanye dan pidato politik, ada realitas yang kerap luput dipahami: tidak semua janji bisa langsung diwujudkan begitu seorang pemimpin dilantik.
Butuh waktu, proses, serta kedewasaan dalam menyikapinya. Penyelarasan antara janji politik dengan kekuatan anggaran daerah bukan perkara sederhana. Program kerja yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan membutuhkan sinkronisasi dengan postur anggaran, mekanisme regulasi, hingga prioritas pembangunan yang disepakati bersama. Walau terkesan lambat, pada dasarnya roda implementasi tetap bergerak, dan janji politik perlahan menemukan jalannya untuk terealisasi.

Sebagian masyarakat kerap menilai janji politik sebagai sesuatu yang seharusnya segera terwujud begitu jabatan diemban. Padahal, dalam praktik pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan aspek keuangan daerah. Keinginan mempercepat realisasi harus berhadapan dengan aturan, tata kelola, serta skema pembiayaan yang terbatas.
Sesungguhnya, tidak ada kepala daerah yang tidak ingin janji politiknya segera terwujud. Semua pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak nyata di tengah masyarakat. Namun, kendala sering kali hadir dari kebijakan internal pemerintahan itu sendiri: mulai dari proses perencanaan anggaran, koordinasi antar-lembaga, hingga keterbatasan fiskal. Di sinilah pentingnya kedewasaan publik dalam memandang dinamika politik dan pembangunan.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, penyelarasan antara program kerja dengan kemampuan anggaran tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sebab, tergesa-gesa dalam memenuhi janji justru berisiko menimbulkan pelanggaran pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas dan transparansi menjadi fondasi penting agar realisasi program benar-benar berdampak positif, bukan sekadar mengejar pencitraan.
Pada akhirnya, janji politik bukan sekadar kata-kata manis di masa kampanye, melainkan amanah yang membutuhkan perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses belajar, kesabaran, dan kesungguhan. Bagi masyarakat, memahami bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam sekejap adalah bentuk kedewasaan politik. Bagi kepala daerah, menepati janji dengan penuh tanggung jawab adalah wujud integritas yang sesungguhnya.
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
Politics12 bulan ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
1 tahun ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
2 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
3 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
1 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
3 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login